KOMPAS.TV - Selesai menjalani karantina terpusat dan diperbolehkan pulang, seorang pemuda, eks penumpang Kapal Lambelu, kembali dikarantina oleh warga desanya.
Ia tidak terima dengan karantina ini.
Pasalnya, ia ditempatkan di tengah kebun, tanpa fasilitas penunjang.
MW, pemuda asal Desa Tuabao, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, adalah eks penumpang Kapal Lambelu.
Bersama ratusan penumpang lain, ia telah menjalani karantina terpusat di Gedung Sikka Convention Center, SCC.
Ia kemudian diperbolehkan pulang.
Namun, oleh warga desanya, MW kembali dikarantina.
MW tidak mempermasalahkan karantinanya.
Ia hanya tidak terima ditempatkan di sebuah kebun, seorang diri, tanpa fasilitas penunjang, untuk MCK.
Ia juga harus tidur di sebuah bangunan tidak layak, mirip gubuk.
Atas kondisi ini, MW pun meminta tim satgas penanganan Covid-19 untuk menjemputnya.
Ia ingin kembali dikarantina secara terpusat, di kantor dinas pariwisata Kabupaten Sikka.
Setibanya di lokasi karanitna, MW menjalani protokol penanganan Covid-19, dan bergabung dengan 21 orang yang masih menjalani karantina di sana.
Dengan masuknya MW, saat ini ada 22 orang yang menjalani karantina terpusat yang disiapkan Pemkab Sikka.
Sementara, ratusan penumpang Kapal Lambelu lain yang menjalani karantina, sudah dipulangkan ke rumah masing-masing pada 22 April 2020 lalu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.