Kholid dan Yuli beserta empat orang anaknya terpaksa menahan lapar selama dua hari dan hanya minum air galon isi ulang. Keluarga Yuli sempat ditolak bansos karena kesalahpahaman pemerintah.
Yuli akhirnya meninggal dunia dua hari setelah ia bercerita tak makan selama dua hari. Terlambatnya bantuan yang datang membuat Yuli akhirnya meninggal dunia.
Meninggalnya Yuli menjadi pelajaran bagi Pemerintah untuk terus memperhatikan dan memberikan pelayanan maupun bantuan untuk masyarakat dikala merosotnya roda ekonomi bagi sebagian kalangan.
Wali Kota Serang, Syafrudin mengatakan bahwa pihak pemkot telah melakukan berbagai upaya agar tidak terjadi lagi kasus seperti Yuli di kota Serang.
Pemkot Serang membagikan sembako ke enam Kecamatan bagi warganya yang kekurangan pasokan makanan. Kejadian ini seolah membuka mata publik bahwa kasus Yuli dan keluarga bisa terjadi dimana saja.
Kasus ini menjadi kontroversi karena tidak ada hasil Visum yang jelas, dengan diagnosa yang terkesan seadanya.
Dokter Marius juga berpesan bahwa kasus ini harus mendapat tindakan lebih untuk mengetahui apa yang sesungguhnya menjadi penyebab dari kematian Yuli, karena diagnosa penyakit jantung tidak bisa dilakukan tanpa ada pemeriksaan dalam.
Bagaimana solusi dari Pemerintah Kota Serang dalam memberikan bantuan pada masyarakat?
Simak selengkapnya dalam tayangan Aiman episode Prahara di Tengah Pandemi bagian tiga berikut ini.
#Aiman #VirusCorona #Corona
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.