JAKARTA, KOMPASTV – Raut kesedihan masih terlihat di wajah Kartono (40) orang tua dari APA (5), bocah yang dibunuh oleh NF (15).
Ia tak menyangka kebiasaan putrinya bermain di rumah pelaku berujung duka cita.
Kartono tak menaruh curiga dengan NF, apalagi keluarga korban sudah lama bertetangga dengan orang tua NF.
Jika ibu NF pergi bekerja, APA bermain dengan adik NF yang umurnya tak jauh dengan putrinya.
Namun peristiwa pada Kamis (5/3/2020), membuat kepercayaannya terhadap NF hancur. Putrinya, meregang nyawa di tangan seorang remaja pendiam.
Baca Juga: Alasan Remaja Bunuh Bocah Perempuan di Sawah Besar: Mengaku Dapat Bisikan Gaib
NF menghilangkan nyawa APA dengan cara diceburkan ke bak mandi dan dicekik. Setelah tewas jenazah korban diikat dan dimasukkan ke dalam lemari.
"Saya enggak sangka, anak saya di situ sudah lama bertetangga. Sudah lama. Biasa (APA) main dengan adiknya umur empat tahun," ujar Kartono saat ditemui di rumahnya, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020). Dikutip dari Kompas.com.
Menurut Kartono, NF tak banyak bicara, namun tak ada penilaian negatif terhadap tetangganya itu.
Saat putrinya bermain dengan adik NF, Kartono pun tak melihat gelagat aneh, karena layaknya seorang kakak terhadap adik.
Kartono tak menyangka anaknya meninggal dunia dengan cara yang tidak wajar. Usai jasadnya ditemukan, Kartono memakamkan jenazah putrinya.
Baca Juga: Pesan Mengerikan Pembunuh Bocah Dalam Lemari Soal Ayahnya
"Kalau (APA) akrab kan main sama adiknya (NF). Kalau enggak ada (adik NF), dia (NF) enggak ajak main, kalau ada ya main. Enggak melihat ada yang aneh, sudah main biasa lama juga," ujar Kartono.
NF (15) membunuh APA (5) karena terinsipirasi adegan film pembunuhan. Peristiwa tragi situ terjadi di rumah NF di daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2020). Motif pembunuhan NF terinspirasi dari film Chucky.
Baca Juga: Makna di Balik Sketsa Mengerikan Karya Remaja Pembunuh Bocah dalam Lemari
Untuk kepentingan penyelidikan polisi menahan NF di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Cinere, Jakarta Selatan. Polisi juga menggandeng psikolog anak untuk mendalami kejiwaan pelaku.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.