JAKARTA, KOMPASTV - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) turut berduka atas kejadian yang menimpa APA, bocah perempuan yang dibunuh secara sadis oleh NF (15). Terlebih motif pembunuhan yang dilakukan remaja tersebut terinspirasi dari film.
Komisioner KPAI Ai Maryati menilai ada faktor kelalaian orang tua dalam kasus pembunuhan APA.
Lagi-lagi KPAI mengingatkan para orangtua untuk memantau kehidupan sosial anak, termasuk film-film yang dikonsumsi.
Baca Juga: Fakta Baru Pembunuhan Bocah di Sawah Besar, Korban Sempat Melawan Sebelum Tewas
"Orangtua harus tahu pergerakan anak, dengan siapa dia bergaul. Dia sudah makan, belajar, tidur di rumah, tapi dalam ranah sosial. Jangan-jangan kita tidak tahu apa-apa," kata Maryati saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (7/3/2020).
Maryati menjelaskan alasan utama orang tua harus mendampingi anak saat menonton tayangan televisi untuk memberi pemahaman kepada anak.
Menurutnya menginjak usia belasan tahun atau masuk usia remaja, sang anak terdorong untuk melakukan hal-hal baru yang sebelumnya tidak ia ketahui.
Hal ini lantaran anak-anak disebut sebagai peniru yang ulung dalam menirukan apa yang telah ia lihat. Oleh sebab itu berkaca dari kasus pembunuhan APAP, orang tuha harus memahami betul sikap dan prilaku anak.
Baca Juga: Tangis Pilu Ibu Korban Pembunuhan Dalam Lemari Saat Dimakamkan
"Anak-anak yang awalnya tidak penasaran jadi penasaran, yang awalnya tidak mau melakukan jadi melakukan, oleh sebab itu peran orangtua itu sangat penting," ujar Maryati.
NF membunuh APA dengan cara ditenggelamkan ke dalam bak mandi selama 5 menit. Pelaku terinspirasi dari film pembunuhan.
Peristiwa itu terjadi di rumah NF di daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2020). NF tinggal bersama ayah dan ibu tirinya.
Awalnya APA yang bermain ke rumah pelaku, diajak ke kamar mandi kemudian diminta untuk mengambil mainan yang ada di dalam bak mandi. Setelah korban menurut, NF mengangkat APA dan menengelamkannnya.
Baca Juga: Sempat Kontroversi! Komisioner KPAI Sitti Minta Maaf Soal Hamil
Tak berhenti sampai di situ, tersangka NF juga mencekik korban. Setelah korban tewas, NF mengikatnya dan dimasukan ke dalam lemari.
Pelaku berniat membuang jenazahnya. Namun, NF mengurungkan niatnya itu dan tetap menyimpan jenazah korban di dalam lemari.
Keesokan harinya, pelaku beraktivitas seperti biasa. Saat perjalanan menuju sekolah, NF memilih berganti pakaian dan menyerahkan diri ke Polsek Taman Sari, Jakarta Barat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.