JAKARTA, KOMPAS.TV - Selain saham, properti menjadi salah satu investasi favorit.
Bahkan menjadi ke-dua terpopuler setelah tabungan atau deposito.
Namun, investasi properti perlu kejelian, karena banyak modus penipuan kian berkembang.
Meski harga kian melangit, daya tarik properti sebagai aset investasi sulit memudar.
Dari survei Bank Indonesia mengemukakan, sebanyak 22,3 persen responden mengaku akan menempatkan kelebihan pendapatannya ke properti, dalam hal ini tanah, rumah dan apartemen.
Pilihan properti, merupakan ke-dua terpopuler setelah tabungan atau deposito.
Namun, jual beli properti tidak bisa sembarangan karena modus penipuan berkedok properti semakin beragam.
Di Jakarta misalnya, polisi membongkar sindikat mafia tanah.
Penjual atau pemilik rumah harus berhadapan dengan penipu yang memalsukan sertifikat tanah dan KTP elektronik.
Kemudian , tersangka menggunakan sertifikat asli, untuk digadaikan dan mendapatkan uang.
Sebelumnya, terkuak pula penipuan dalam bisnis sewa apartemen.
Menurut keterangan Polda Metro Jaya, pelaku menyewa apartemen sekitar satu pekan kepada agen resmi.
Kemudian, apartemen tersebut di-sewakan kembali kepada korban dalam waktu yang lebih lama, bahkan hingga satu tahun.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.