Untuk belajar menghargai kehidupan dan menjadi manusia jujur, 30 pelajar asal Yogyakarta menjadi pengumpul sampah.
Mereka didampingi langsung oleh seorang pensiunan polisi, yang juga pengumpul sampah, di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kota Malang, Jawa Timur.
Ketika remaja lain sibuk dengan gawai dan bergaul di pusat-pusat perbelanjaan, 30 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Kolese Debritto Yogyakarta, memilih bergaul dengan sampah dan pengumpulnya di tempat pembuangan akhir Malang, Jawa Timur.
Selama di TPA Malang, para pelajar ini didampingi oleh Bripka Seladi, Purnawirawan Polisi yang menjadi pengumpul sampah. Oleh Bripka Seladi, anak-anak diajarkan memilah dan menata botol bekas minuman. Pekerjaan yang terlihat sederhana, namun membutuhkan ketekunan. Di antara kesibukan di TPA, Bripka Seladi mengajarkan para pelajar, pentingnya kejujuran dan sikap hidup sederhana.
Berurusan dengan tumpukan sampah adalah yang pertama kali bagi para remaja ini. Namun risih tersingkir oleh keinginan untuk belajar menghargai kehidupan, sikap sederhana, dan berempati pada orang lain.
Tinggal bersama kelompok masyarakat yang terpinggirkan merupakan program rutin SMA Kolese Debritto Yogyakarta. Tahun ini, para pengumpul sampah di TPA menjadi tempat para pelajar sekolah tentang kehidupan.
Dengan program ini, sekolah ingin membentuk para remaja menjadi manusia yang menghargai kehidupan dan berempati pada orang lain.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.