JAKARTA, KOMPAS.TV - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi mencatat sebanyak 5.587 warga Kota Bekasi menderita penyakit akibat bencana banjir yang turun sejak awal tahun baru.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezy Syukrawati menjelaskan data tersebut merupakan angka kunjungan warga atau pasien posko kesehatan selama sepekan dari Rabu (1/1/2020) hingga Rabu (8/1/2020).
Menurut Dezy, kasus tertinggi adalah masyarakat yang menderita Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), yakni sebanyak 1.583 warga, disusul penyakit kulit 990 warga.
Tingginya warga Kota Bekasi terkena ISPA ini, sambung Dezy, dikarenakan beberapa faktor. Seperti, kondisi lingkungan yang kotor pascabanjir, kelelahan, dan daya tahan tubuh yang menurun.
"Jadi tidak secara langsung mengidap ISPA, tetapi karena kelelahan, lalusituasi lingkungan yang jelek, serta daya tahan tubuh yang menurun, membuat gampang perkena penyakit termasuk ISPA," ujar Dezy dikutip Kompas.com, Kamis (1/9/2020).
Dezy menambahkan hingga saat ini pihaknya belum mendapat laporan terkait warga terserang penyakit yang umumnya muncul pascabanjir. Seperti demam, diare, leptospirosis.
Namun, Dinkes Kota Bekasi, tetap mengantisipasi warga yang terserang tiga penyakit-penyakit tersebut. Termasuk juga mengantisipasi cikungunya, hepatitis, tiroid, dan berbagai penyakit lain yang disebabkan oleh virus.
Adapun data pasien yang terserang penyakit pascabanjir didapat dari 42 puskesmas, posko kesehatan terjadwal di 100 titik banjir dan lokasi pengungsian, masjid-masjid di dekat titik banjir, dan 41 kantor layanan publik di Kota Bekasi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.