Tudingan Jokowi Gunakan Ijazah Palsu Sudah Berhembus Sejak 2019, Kenapa Baru Sekarang Lapor Polisi?

JAKARTA, KOMPAS.TV - Rabu (30/04), Presiden ke-7 Jokowi membawa dan menunjukkan langsung ijazah SD, SMP, SMA hingga ijazah kuliahnya di UGM kepada penyelidik Polda Metro Jaya.

Jokowi menilai masalah ini perlu dibawa ke ranah hukum agar jelas. Meski ia menilai masalah ini adalah masalah ringan.

Upaya Jokowi melaporkan tudingan sejumlah pihak soal ijazah palsu miliknya, disambut positif Roy Suryo yang merupakan satu dari 8 orang yang menuntut dilakukannya audit forensik ijazah Jokowi.

Tuduhan soal ijazah palsu Jokowi, sudah mencuat sejak 2019 lalu dengan narasi Jokowi menggunakan ijazah SMA palsu ketika mendaftar sebagai calon presiden.

Kemudian di tahun 2022, lagi-lagi sangkaan ijazah palsu Jokowi bergulir usai dilayangkannya gugatan Eggi Sudjana ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Hasilnya, majelis hakim memutuskan ijazah palsu itu tidak benar.

Sekarang ada gugatan anyar yang diajukan pengacara asal Solo, Muhammad Taufiq. Ia menggugat ijazah Jokowi ke Pengadilan Negeri Solo.

Dari temuannya, ia sangsi Jokowi bersekolah di SMA Negeri 6. Sebab menurut klaimnya, ijazah Jokowi bukan dari sekolah tersebut melainkan Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP).

Peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional menilai, isu ijazah Jokowi lebih dilatarbelakangi motif politik ketimbang benar-benar untuk mengklarifikasinya.

Sebelumnya, Universitas Gadjah Mada sudah menegaskan memiliki dokumen dan bukti-bukti yang menunjukkan Joko Widodo memang pernah berkuliah dan lulus secara sah.

Kitab bahas soal tudingan ijazah palsu Jokowi yang kini sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya bersama Kuasa Hukum Jokowi, Yakup Hasibuan, Ahli Digital Forensik yang kini berstatus sebagai terlapor, Rismon Sianipar dan Ahli Hukum Pidana, Albert Aries.

Baca Juga: Dilaporkan Jokowi Terkait Ijazah Palsu, Roy Suryo: Jangan Ada Kriminalisasi

#jokowi #roysuryo #ijazahpalsu