Kompas TV nasional peristiwa

Cerita Bule Belanda Jual Perusahaan demi Bantu Anak-Anak Lombok dan Sumbawa

Kompas.tv - 30 April 2025, 20:55 WIB
cerita-bule-belanda-jual-perusahaan-demi-bantu-anak-anak-lombok-dan-sumbawa
Kisah Chaim Joel Fetter pendiri Yayasan Peduli Anak Pusat Kesejahteraan Anak yang ada di Lombok dan Sumbawa, NTB. (Sumber: Yayasan Peduli Anak)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Berawal dari pejalanan backpacking, seorang pengusaha asal Belanda, Chaim Joel Fetter mendirikan fasilitas tempat tinggal dan pendidikan untuk anak-anak terlantar di Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kisah tersebut bermula pada 2004, saat pengusaha internet tersebut bertemu melakukan perjalanan backpacking di Lombok dan bertemu anak laki-laki bernama Adi yang tengah mengemis di lampu merah dengan kondisi bertelanjang kaki.

Adi merupakan anak yang telah kehilangan kedua orang tuanya dan tinggal sendirian dibawah selembar terpal.

"Saat itu hati ini seperti ditinju," kata Fetter dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.tv, Rabu (30/4/2025).

 "Saya tidak bisa melupakannya saat pulang ke rumah. Apa artinya kesuksesan yang saya genggam kalau masih ada anak-anak seperti Adi yang menderita?" ucapnya.

Baca Juga: Kapal Pesiar Mewah Berlabuh di Selat Lombok, Gili Trawangan Banjir Turis Asing

Ia pun mengaku saat kembali ke Belanda, hatinya bergerak untuk melakukan misi guna membantu anak-anak terlantar di Indonesia dengan membangun tempat seperti rumah, di mana di sana anak-anak merasa pulih dan disayangi.

Menurut penjelasannya, misi tersebut tidak hanya terinspirasi dari apa yang dilihatnya di Indonesia melainkan juga berakar dari pengalaman hidupnya.

Ia mengaku pernah hidup di panti asuhan di Belanda selama enam tahun karena orang tuanya bercerai.

Sehingga, ia mengetahui betul bagaimana rasanya tidak dipedulikan atau diabaikan, di mana rasa tersebut tidak pernah benar-benar hilang dalam dirinya.

Fetter juga merasa terinspirasi dengan kemurahan hati dan kehangatan orang-orang Islam yang ditemuinya di Lombok. Hal itu juga yang membuatnya memeluk agama Islam,

“Bahkan keluarga yang sangat miskin berbagi sedikit dari apa yang mereka miliki. Masuk Islam rasanya seperti menemukan keluarga dan makna hidup yang lebih dalam,” tuturnya.

Adapun langkah pertama untuk membangun fasilitas bagi anak terlantar, yakni dengan menjual perusahaannya dan kembali ke Indonesia.

Pada tahun 2006, ia bersama istri, serta beberapa teman dekatnya mendirikan Yayasan Peduli Anak dan membuka Pusat Kesejahteraan Anak pertama di Lombok.

Dalam Pusat Kesejahteraan Anak tersebut terdapat berbagai fasilitas, seperti 14 rumah berkonsep keluarga, masjid, sekolah dasar dan menengah pertama, klinik kesehatan, lapangan olahraga, dan kebun organik.

Pada setiap rumah, kata ia, diasuh oleh seorang ibu asuh terlatih, untuk menciptakan lingkungan keluarga yang stabil dan penuh kasih sayang.

Yayasan tersebut pun telah mendukung ribuan anak. Banyak di antara mereka yang telah lulus kuliah dan kembali bekerja di pusat ini sebagai guru, konselor, perawat, dan akuntan.

Bantu Anak-Anak Terlantar di Sumbawa

Pada tahun 2019, Yayasan Peduli Anak memperluas misinya ke Sumbawa, sebuah pulau tertinggal dengan akses layanan pemerintah yang sangat terbatas dan penelantaran anak yang lumrah terjadi.

"Kami mendengar kisah anak-anak yang ditinggalkan karena orang tuanya menikah lagi atau pergi merantau untuk bekerja. Ada yang tidur di gubuk terbengkalai. Bahkan, ada yang tidak makan berhari-hari," ungkap Fetter.

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x