JAKARTA, KOMPAS.TV - Taman Safari Indonesia membantah pihaknya terlibat dalam dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI). Taman Safari Indonesia merupakan entitas yang berbeda dengan Oriental Circus Indonesia (OCI).
Hal tersebut disampaikan oleh Vice President Legal and Corpoprate Secretary Taman Safari Indonesia Barata Mardikoesno dalam Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Sabtu (19/4/2025).
“OCI itu berdiri Tahun 1997, memang berbeda dan Taman Safari Indonesia berdiri tahun 1981. Pada saat Taman Safari itu awalnya namanya Afrika Lion Safari dan 91 baru berubah menjadi Taman Safari Indonesia sedangkan Oci tetap berdiri, artinya tidak ada sangkut-pautnya. Jadi itu merupakan entitas badan hukum yang masing-masingnya ya,” ucap Barata.
Selain itu, kata Barata, secara struktur perusahaan TSI dan OCI tidak ada sangkut-pautnya meskipun pemiliknya memang sama. Di samping itu, Barata menuturkan OCI bukanlah bagian dari Taman Safari Indonesia.
Baca Juga: Bobby Nasution Nonaktifkan Kadis Perindag Sumut karena Cemarkan Nama Baiknya
“Kalau OCI itu bergerak di bidang sirkus sedangkan Taman Safari Indonesia adalah konservasi dan entertainment edukasi untuk Taman Satwa,” kata Barata.
Barata kemudian dikonfirmasi perihal sejumlah bekas pemain OCI yang melaporkan ke Kementerian HAM soal dugaan pelanggaran HAM. Barata mengaku, pihak Taman Safari Indonesia menyambut baik laporan tersebut karena TSI tidak setuju dengan tindakan pelanggaran HAM.
“Itu sudah dibuktikan selama kami berdiri sampai sekarang tidak ada pelanggaran HAM dan kalaupun memang mau diajukan itu ke Komnas HAM, memang sudah diajukan Tahun 97 ya, sudah ada rekomendasi dari Komnas HAM dan itu ditujukan ke OCI bukan ke Taman Safari Indonesia,” ucap Barata.
Sebelumnya, bekas pemain sirkus OCI menceritakan dugaan eksploitasi yang dialaminya kepada Wakil Menteri HAM Mugiyanto, di Kantor Kementerian HAM, Jakarta, Selasa (15/4/2025).
Baca Juga: Kronologi 3 Mobil Polisi Dirusak dan Dibakar Saat Tangkap Ketua Ormas TS di Depok
Fifi, seorang mantan pemain OCI mengungkapkan, dirinya pernah diseret dan dikurung di kandang macan, disetrum, ditarik rambutnya, dan dipasung. Ironisnya, Fifi yang menjadi pekerja di OCI tidak pernah mengetahui siapa orang tuanya hingga saat ini.
Cerita lainnya disampaikan Butet yang mengaku kerap diperlakukan kasar selama bekerja sebagai pemain sirkus. Menurut Butet, dirinya pernah dipukuli, dirantai, dipaksa tampil saat hamil, dipisah dari anaknya setelah melahirkan sehingga tidak bisa menyusui, bahkan dijejali kotoran gajah.
Serupa dengan Fifi, Butet mengaku tidak mengenal orang tuanya karena sejak kecil sudah dipaksa menjadi pemain sirkus di OCI.
Selanjutnya, Awaludin yang juga mantan pemain OCI menambahkan, sebagai pekerja dirinya dan teman-teman tidak pernah digaji.
Merespons aduan tersebut, Wakil Menteri HAM Mugiyanto menyatakan akan segera meminta keterangan dari pihak OCI atau Taman Safari Indonesia.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.