JAKARTA, KOMPAS.TV –Dalam konteks kepentingan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Sekarnoputri adalah agar kongres yang akan dilakukan bulan ini berjalan “Tanpa intervensi”.
Pendapat itu disampaikan oleh analais politik dari Universitas Airlangga (Unair), Airlangga Pribadi, dalam dialog Kompas Petang, KompasTV, Rabu (9/4/2025).
Airlangga menjawab pertanyaan mengenai keungkinan kaitan pertemuan Prabowo dan Megawati dengan Kongres PDI-P.
“Kalau dalam konteks PDI Perjuangan, pentingnya pertemuan ini adalah satu sama lain, Bu Mega dan juga memiliki kepentingan bahwa kongres kali ini berjalan lancar, mulus, tanpa adanya “Intervensi kekuasaan”,” jelasnya.
Baca Juga: [FULL] Blak-blakan! Begini Bahasan-Makna Pertemuan Prabowo-Megawati di Rumah Ketum PDI-P
Dalam konteks tersebut, menurut analisisi Airlangga, Prabowo juga berusaha menjamin bahwa pemerintah tidak akan melakukan tindakan yang “offside”.
“Sepertinya dalam konteks ini Pak Prabowo juga dalam konteks ini berusaha menjamin bahwa dari pihak pemerintah juga tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang 'offside'.”
“Satu hal yang penting ditekankan adalah sepertinya Bu Mega menekankan adanya kerja sama politik tapi tidak di dalam kabinet,” tambahnya.
Artinya, lanjut Airlangga, itu menjadi hal penting agar ada yang selalu melakukan kontrol dan check and balances terhadap kekuasaan.
“Kalau kemudian semuanya berada dalam satu posisi koalisi, maka kemudian tidak ada yang melakukan tindakan koreksi dan upaya untuk memberikan evaluasi terhadap problem-problem yang muncul.”
“Saya kira itu yang keudian menjadi penekanan dalam pertemuan semalam,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Airlangga juga menyatakan bahwa kedua tokoh tersebut memang sudah memiliki keinginan kuat untuk berkomunikasi setelah Pilpres 2024 usai.
“Kalau kita lihat bahwa sebetulnya itikad dari Pak Prabowo dan Ibu Megawati sendiri, memang sejak awal bahkan setelah Pilpres 2024 usai itu kan sudah cukup kuat untuk berkomunikasi. Kemudian momentum itu mendaatkan realisasinya saat ini, sekarang.”
Baca Juga: [FULL] Bahas Langkah Prabowo Ajak Dialog Tokoh Indonesia Gelap, Peneliti: Presiden Tak Paham...
“Dalam konteks ini kalau kita lihat memang ada kepentingan-kepentingan politik yang membuat realiasinya pada waktu sekarang,” tuturnya.
Jika melihat dari kepentingan politik, lanjut Airlangga, Prabowo memiliki problem eksternal terkait dengan perang dagang amerika dan china, serta problem geopolitik.
Kemudian, secara domestik, mau tidak mau Prabowo menyadari bahwa proses pemerintahan yang berjalan diwarnai sejumlah protes, kritik, dan segala macam.
“Itu kemudian membutuhkan tentunya upaya-upaya untuk membangun aliansi atau dukungan politik yang lebih luas.”
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.