Guntur Romli Bantah Megawati Bertemu Prabowo karena Takut Kongres PDIP Diacak-acak Pihak Eksternal

JAKARTA, KOMPAS.TV- Politikus PDI Perjuangan Guntur Romli membantah sikap terbuka Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk bertemu Presiden Prabowo Subianto ada kaitannya dengan pelaksanaan Kongres PDI Perjuangan.

Hal tersebut diungkapkan Guntur Romli merespons analisa Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Rabu (9/4/2025).

“Terkait kongres hingga saat ini belum ada keputusan kapan akan dilaksanakan dan juga di mana tempatnya. Namun selama ini kami juga tidak pernah menganggap bahwa akan ada ancaman dari pihak pemerintah atau dari Presiden Prabowo Subianto,” ucap Guntur.

Baca Juga: Alasan Megawati Mau Bertemu Prabowo, Pengamat: Tidak Ingin Kongres PDIP Diacak-acak Pihak Eksternal

Guntur memastikan, PDIP Perjuangan ataupun Megawati tidak pernah punya persoalan secara pribadi dengan Presiden Prabowo Subianto.

“Kalaupun kritik-kritik yang keluar itu kan lebih misalnya dengan beberapa persoalan dinamika di internal partai. Misalnya terkait dengan pemecatan ada 27 anggota PDI Perjuangan yang sudah dilaksanakan dan semua kritik itu mengarah kepada mereka sebagai bagian dari pendisiplinan partai,” jelas Guntur.

“Sedangkan dengan Presiden Prabowo Subianto sendiri, kami juga di pihak internal juga tidak ada yang memiliki perbedaan,” sambungnya.

Di samping itu, PDI Perjuangan sangat mendukung sepenuhnya pertemuan antara Ibu Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto.

“Setiap muncul misalnya informasi terkait pertemuan, kami ikut memberikan dukungan, karena ini demi bangsa dan negara,” ucap Guntur.

Baca Juga: Saat Megawati Beri Minyak Gosok untuk Presiden Prabowo sebelum Akhirnya Bertemu

Sebelumnya, Agung Baskoro sebut Megawati Soekarnoputri mau bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto karena tidak ingin Kongres PDI-P diacak-acak.

“Di sisi Ibu, itu ada arahan memang dalam waktu dekat kongres digelar dan harapannya tidak ada yang mengawut-awut kongres itu dari eksternal, termasuk ya gangguan yang kita lihat beberapa kader PDIP mengalami (dugaan kriminalisasi) dalam waktu terakhir,” kata Agung.

“Dengan pertemuan ini, tafsirnya memberikan pesan simbolik kepada siapapun, please jangan ganggu kami lagi dong,” lanjutnya.

Sementara dari sisi Presiden Prabowo, kebutuhannya adalah konsolidasi nasional karena tekanan dari eksternal cukup kuat.

“Apakah soal perang dagang, kemudian di internal juga ada akses kebijakan, Pak Prabowo mengakui nilai pemerintahannya  6, jadi saya melihat kebutuhan untuk bertemu dengan Ibu Mega dan Bu Mega bertemu dengan Pak Prabowo itu pas, cocok, apalagi momennya lebaran, sayangnya nasi gorengnya nggak ada,” ujar Agung.