JAKARTA, KOMPAS.TV - Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Isu Air Retno Marsudi mengungkapkan krisis iklim membuat permukaan laut naik hingga 20cm akibat mencairnya gletser. Kenaikan permukaan laut ini berdampak ke 680 juta orang di dunia.
Hal tersebut disampaikan Retno dalam acara Forum Air Indonesia, Rabu (26/3/2025). Retno ditunjuk menjadi Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Isu Air setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Menteri Luar Negeri RI pada 2024 lalu.
Baca Juga: Staf PBB Asal Bulgaria Terbunuh Serangan Israel di Gaza, Sekjen PBB Desak Penyelidikan Menyeluruh
Retno mengungkapkan, berdasarkan data Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), melelehnya gletser di dunia telah menghilangkan 900 gigaton sumber air tawar utama. Angka ini disebut memecahkan rekor dalam kurun 50 tahun terakhir.
"Situasi ini telah menyebabkan naiknya level permukaan laut. Air laut sudah naik secara signikan mencapai 20cm lebih tinggi dari permukaan laut tahun 1900," kata Retno dalam diskusi pada Rabu (26/3).
Retno menambahkan, menurut laporan PBB, sebanyak 32 juta orang terdampak krisis air dalam kurun setahun pada 2023. Pada tahun yang sama, setidaknya 29,3 juta orang terdampak kekeringan.
"700 juta orang memiliki risiko harus mengungsi karena masalah kekeringan. Dan di tahun 2050, tiga per empat penduduk dunia akan terdampak oleh kekeringan," kata Retno.
Sementara itu di Indonesia, Retno menyebut tiga juta orang hidup dengan risiko mengonsumsi air yang tercemar. Menurutnya, kondisi serupa dihadapi warga di negara yang mengalami krisis air.
Retno Marsudi menyatakan, penanganan ini perlu kolaborasi berbagai pihak.
"Pemerintah, swasta, stakeholders harus bersama-sama menangani krisis air ini," kata Retno dikutip Kompas.com.
Retno menyampaikan, Sekjen PBB menunjuk Utusan Khusus untuk Isu Air karena melihat perunya ada dorongan untuk mengatasi krisis.
Retno Marsudi mengaku mendapat tugas yang mencakup advocacy, alignment, dan acceleration. Menurutnya masyarakat perlu diberikan advokasi dan edukasi mengenai isu air.
"Advocacy ini tujuannya adalah mendorong para pemimpin dunia untuk meletakkan air di dalam agenda politik prioritas mereka. Tetapi yang tidak kalah penting, advocacy di sini juga masyarakat," kata Retno.
Selain itu, tugas alignment berkaitan dengan kolaborasi, penyalarasan, dan kerja sama. Sedangkan tugas acceleration untuk mempercepat komitmen penanganan air.
"Jadi sekali lagi, kolaborasi, kerjasama, inclusiveness, semua stakeholders harus berpartisipasi. Karena hanya dengan itu kita akan dapat mengatasi isu yang menjadi kepentingan manusia," kata Retno.
"Saya mewakili bagian PBB, dari sisi PBB, kita siap untuk melakukan kerjasama dengan pemerintah Indonesia, dan semua stakeholders Indonesia."
Baca Juga: Menlu Periode 2014-2024 Retno Marsudi jadi Komisaris Independen Perusahaan Tambang Vale
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.