JAKARTA, KOMPAS.TV - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) akan menutup sementara operasional penyeberangan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur dan Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Penutupan pelabuhan Ketapang-Gilimanuk tersebut dilakukan dalam rangka menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947.
Jadwal penutupan pelabuhan Ketapang-Gilimanuk yakni sebagai berikut.
Baca Juga: BMKG Prediksi Awal Musim Kemarau Jawa Barat Mulai April 2025, Kapan Puncaknya?
Penutupan ini bertepatan dengan periode arus mudik Lebaran 2025, yang diperkirakan mencapai puncaknya pada akhir Maret 2025.
Oleh karena itu, para pemudik yang berencana menyeberang melalui Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk diimbau untuk menyesuaikan jadwal perjalanan mereka guna menghindari penundaan.
Kapolres Jembrana Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Endang Tri Purwanto mengatakan rentetan kegiatan Nyepi tidak hanya menghentikan seluruh kegiatan mulai tanggal 29 hingga 30 Maret, tetapi juga ada kegiatan pengerupukan atau pawai ogoh-ogoh yang biasanya juga menggunakan jalan raya Denpasar-Gilimanuk.
Adanya pawai ogoh-ogoh ini, kata dia, juga harus dipertimbangkan oleh pemudik untuk mengatur jadwal keberangkatannya karena ada potensi kemacetan di jalan raya Denpasar-Gilimanuk.
"Intinya semua pihak harus mengedepankan toleransi. Kami sendiri dari aparat keamanan akan bekerja maksimal agar tidak muncul hal-hal yang tidak diinginkan saat Nyepi," kata Endang, Kamis (20/3/2025), dikutip dari Antara.
Sebelumnya, Kepolisian Daerah Bali menyiapkan tempat penampungan sementara bagi pemudik yang tidak terangkut kapal di Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana menuju Pelabuhan Ketapang, Jawa Timur.
Baca Juga: Demo Tolak UU TNI Terus Bergulir, Begini Respons Ketua DPR Puan Maharani
Kepala Biro Operasi Polda Bali Komisaris Besar Polisi Soelistijono mengatakan tempat penampungan sementara itu dibuat untuk mengantisipasi adanya prediksi dari ASDP yang menyatakan bakal ada ribuan kendaraan dan pemudik yang menumpuk pada 27-28 Maret 2025.
Pada 28 Maret, kata dia, prediksi dari ASDP ada 2.000 kendaraan kecil yang tidak terangkut dan 4.000 lebih penumpangnya tertahan di jalur Denpasar-Gilimanuk karena terjebak kegiatan pawai ogoh-ogoh.
Untuk mengantisipasi terjadinya kendaraan dan penumpang yang terjebak di jalur mudik, Kapolres Jembrana AKBP Endang Tri Purwanto sudah melakukan langkah-langkah koordinasi dengan forkopimda setempat untuk diperbolehkan menempati kantor-kantor atau fasilitas umum lainnya.
Menurut Soelist, kantor-kantor polisi, masjid-masjid yang ada di sepanjang jalur itu bisa digunakan untuk penampungan. Hal itu pun sudah diberitahukan kepada seluruh forkopimda di Bali.
"Saya juga kasih tahu ke Kapolres mulai dari Tabanan hingga Jembrana untuk koordinasi dengan desa adat, karena kalau nanti sampai waktunya Nyepi masih ada kendaraan atau orang yang tidak sempat nyeberang, tempat-tempat itulah yang akan menampung," katanya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV, Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.