JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid menyatakan, pemerintah tetap melindungi kebebasan pers sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
Meutya menyebut Presien RI Prabowo Subianto peduli dengan kebebasan pers.
Terkait teror pengiriman kepala babi ke jurnalis Tempo, Meutya mengaku menyayangkan hal tersebut.
Eks jurnalis Metro TV itu menyarankan media untuk melapor jika mengalami teror.
"Silakan saja nanti dilaporkan gitu, ya, supaya ketahuan begitu siapa yang kirim," kata Meutya usai menghadiri sidang kabinet di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/3/2025).
Baca Juga: Tak Tinggal Diam, Tempo Rancang Respons atas Teror Kepala Babi
Meutya Hafid menambahkan, Prabowo tetap memerhatikan masukan dari publik dan kebebasan jurnalistik.
Meutya menjamin kebebasan pers di Indonesia tidak akan berubah.
"Pasti dong, masih, kita tidak pernah berubah dalam rangka kebebasan pers. Sampai saat ini, kita lihat, berbagai masukan justru ditampung oleh pemerintah," kata Meutya dikutip Kompas.id.
"Dan Presiden, bahwa masukan-masukan dari masyarakat, dari sosial media pun beliau mendengarkan dan beberapa kebijakan, kan, dikoreksi," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menepis anggapan adanya gangguan kebebasan pers usai Tempo diteror.
"Ada yang dihalangi bikin berita, ada yang distop untuk bikin berita dan wawancara nggak? Artinya, nggak ada kebebasan pers yang dikekang," katanya.
Terkait teror kepala babi, Hasan Nasbi bersoloroh, "Udah, dimasak aja," tuturnya.
Juru bicara Prabowo itu menilai jurnalis Tempo tidak merasa terancam dengan kepala babi.
Pasalnya, kata Hasan, jurnalis terkait sempat bercanda minta dikirimi daging babi usai pengiriman tersebut.
"Artinya dia tidak merasa terancam, kan buktinya bisa bercanda. Ini kan problem mereka entah dengan siapa," kata Hasan Nasbi.
Baca Juga: Diteror Kiriman Kepala Babi, Tempo dan KKJ Lapor ke Bareskrim Polri
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.