JAKARTA, KOMPAS.TV - Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (PUKAT) Universitas Gadjah Mada (UGM), Zaenur Rohman mendesak pengusutan tuntas terhadap dugaan kasus korupsi yang terjadi di Pertamina.
"Saya melihat perkara ini perkara yang jauh lebih besar dari isu blending atau oplosan," kata Zaenur dalam Kompas Petang KompasTV, Kamis (6/3/2025).
"Ini adalah isu mafia migas yang telah bercokol di industri migas kita selama puluhan tahun, tetapi ini kemudian banyak tertutup dengan isu blending atau oplosan," sambungnya.
Menurutnya, broker-broker (pedagang perantara) yang terlibat di dalam kasus ini sudah lama beroperasi.
"Termasuk ketika waktu Petral dipersoalkan secara luas oleh KPK, oleh kejaksaan, oleh publik, tapi ternyata kemudian ini terulang lagi di kemudian hari, aktor-aktornya masih sama saya lihat," papar Zaenur.
Baca Juga: Kejagung Tegaskan Tak Ada Intervensi Penegakan Hukum Kasus Dugaan Korupsi di Pertamina
Maka dari itu, ia menegaskan, perlunya pengusutan tuntas terhadap kasus ini agar tidak terulang di kemudian hari.
"Publik ingin ke depan, agar tikus-tikus atau mungkin belut-belut listrik yang makan uang dari importasi yang kemudian penuh dengan persekongkolan jahat itu bisa diberantas dengan total dan tidak terulang lagi di masa depan," tegas Zaenur.
"Jangan hanya sekadar ganti pemain," imbuhnya.
Zaenur percaya ada lebih banyak pelaku dalam kasus ini, terlepas dari para tersangka yang sudah ditetapkan kejaksaan saat ini.
"Saya sih percaya pelakunya lebih banyak dari yang sudah ditetapkan sebagai tersangka ya, ini kan baru 7 plus 2 ya," celetuknya.
Padahal, ada tanggung jawab dan fungsi dari lembaga pengawas, seperti Lemigas, dan lembaga pengawas lainnya yang seharusnya memonitor bagaimana tata kelola migas yang terjadi di Indonesia.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.