JAKARTA, KOMPAS.TV - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyebutkan, pelayanan Pemkot Surabaya mendapatkan nilai AA atau tertinggi dari Kementerian Pendayaguna Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB) walaupun melakukan penghematan anggaran.
Pernyataan Eri ini merespons kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan adanya efisiensi atau penghematan dalam pemerintahannnya.
“Reformasi birokrasi kami yang dilakukan penilaian oleh Kementerian PAN-RB menjadi kota terbaik, satu-satunya yang mendapatkan nilai AA, nilai tertinggi karena kami bisa melakukan pelayanan itu,” ucap Eri dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV dengan tema ‘Untung Rugi Pemerintah Pangkas Anggaran’, pada Selasa (11/2/2025).
Baca Juga: Eri Cahyadi Respons Kebijakan Efisiensi Prabowo: Pemkot Surabaya Sudah Jalankan, Hemat Rp1 Triliun
“Karena ternyata setiap kemampuan PNS kami itu luar biasa, tapi hari ini tinggal apakah kita bisa menggerakkan mereka, bisa menyemangati mereka dengan bergerak bersama dengan Masyarakat, ya atau tidak, kalau kita bisa bekerja sama selesai,” lanjutnya.
Sebab, menurut Eri, anggaran yang turun ke masyarakat untuk menghitung saat ini dilakukan oleh Kader Surabaya Hebat.
“Sehingga namanya konsultan, namanya apa hilang semuanya, sehingga hari ini yang membangun, mendata stunting, mendata kemiskinan, mendata penyakit apa di kampung itu, itu adalah Kader Surabaya Hebat, orang-orang Surabaya, satu orang memegang 20 rumah di Surabaya,” jelas Eri.
Baca Juga: Doli soal Kebakaran Kementerian ATR Dikaitkan Penghapusan Barang Bukti Pagar Laut: Jangan Spekulasi
Eri kemudian diminta menanggapi bagaimana dengan cara Pemkot Surabaya untuk mengurangi angka penggangguran.
Eri menuturkan, Pemkot Surabaya punya program rumah tidak layak huni yang pembangunannya hanya boleh dilakukan oleh warga Surabaya.
“Rumah tidak layak huni itu adalah untuk rumah orang yang akan di bangun, yang membangun ini adalah warga kota Surabaya yang kita latih, kita sertifikatkan. Membeli barangnya harus di toko bangunan di sekitarnya, sehingga menggerakkan masyarakat di sana,” kata Eri.
“Kedua, ketika kita memberikan kebutuhan seragam untuk warga miskin, maka kita akan menggerakkan masyarakat-masyarakat miskin yang ada di Kota Surabaya, kita latih mereka untuk menjahit setelah itu nanti sekolah-sekolah itu membeli bajunya itu kepada UMKM-UMKM Masyarakat miskin yang kita kumpulkan,” tambahnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.