Kompas TV nasional peristiwa

Eri Cahyadi Respons Kebijakan Efisiensi Prabowo: Pemkot Surabaya Sudah Jalankan, Hemat Rp1 Triliun

Kompas.tv - 11 Februari 2025, 08:41 WIB
eri-cahyadi-respons-kebijakan-efisiensi-prabowo-pemkot-surabaya-sudah-jalankan-hemat-rp1-triliun
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan Pemerintah Kota Surabaya sudah melakukan penghematan anggaran dalam waktu satu tahun terakhir.

Hal itu disampaikan Eri Cahyadi merespons kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan adanya efisiensi atau penghematan dalam pemerintahannnya.

“Ketika saya menjadi Wali Kota Surabaya saya berpikir ada dua, apa yang harus kita kerjakan mengutamakan yang lainnya akan mengutamakan sumber daya manusia, karena untuk menyiapkan kota ini menjadi baik adalah sumber daya manusia yang kita siapkan,” ucap Eri dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV dengan tema ‘Untung Rugi Pemerintah Pangkas Anggaran’ pada Selasa (11/2/2025).

“Pada waktu itu yang namanya stunting di tempat kami 28,5%, pengangguran terbuka 9,6%, kemiskinan 7,6%.  Di sinilah tujuan negara sebenarnya hadir adalah mengurangi kemiskinan, mengurangi stunting, mengurangi angka kematian ibu dan anak, menurunkan gini ratio, menaikkan IPM dan sebagainya, itu tujuannya,” lanjut Eri.

Baca Juga: Doli soal Kebakaran Kementerian ATR Dikaitkan Penghapusan Barang Bukti Pagar Laut: Jangan Spekulasi

Sehingga pada saat itu, Eri menilai tidak ada pilihan lain selain membangun sumber daya manusia (SDM) untuk menyiapkan Kota Surabaya memiliki SDM berkualitas. Di samping memetakan peruntukkan anggaran untuk sejumlah kebutuhan wajib.

“Contoh kebutuhan wajib itu ada bayar listrik, ada bayar air, gaji pegawai, setelah itu penanganan-penanganan stunting. Maksud saya wajib itu tidak seperti yang aturan ya, tapi wajib yang harus kita selesaikan apa saja,” jelas Eri.

“Di situ baru saya lihat, oh ternyata bayar listrik kita kurangi dengan melakukan pekerjaan di manapun kita lakukan. Sehingga pada waktu itu saya melakukan pekerjaan-pekerjaan itu tidak lagi di kantor tapi di balai RW, bagaimana kita turun langsung merasakan kepada Masyarakat, sehingga penghematan listrik sangat luar biasa di Kota Surabaya, penghematan air secara luar biasa,” lanjutnya.

Namun di saat yang bersamaan, kata Eri, kritikan publik terhadap kepemimpinannya yang melakukan penghematan anggaran juga sangat luar biasa.

“Banyak yang mengatakan Pak Wali ini ada-ada saja ketika pekerjaan kok di balai RW tidak di kantor, bagaimana pelayanan. Saya katakan kepada teman-teman, semakin sedikit orang ke kantor semakin berhenti permasalahan di balai RW, maka selesailah tugas dari pemerintah kota yang kita lakukan,” ucap Eri.

Baca Juga: Megawati Lakukan Ibadah Umroh, Doakan Soekarno, Taufik Kiemas hingga Bangsa Indonesia

Di samping itu, Eri mengaku juga melakukan penghematan anggaran untuk alat tulis kantor di Pemkot Surabaya. Menurutnya, tidak ada lagi pengerjaan oleh Pemkot Surabaya yang dilakukan secara manual.

“Kami menciptakan melalui aplikasi, semua pekerjaan kita kerjakan melalui aplikasi, apapun pekerjaan sampai output outcome itu kita kerjakan melalui aplikasi. Sehingga satu orang kami bisa tahu sampai siapa namanya, hari ini mengerjakan apa. Sehingga kepala-kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) itu harus bisa menjabarkan visi misi, membuat output outcome dan dibagi perbulan, dibagi per hari,” ujar Eri.

“Anak buahnya harus mengerjakan apa sehingga output outcomenya akan terkena perhari, itu yang kita lakukan di Kota Surabaya. Sehingga kami tidak lagi butuh lagi yang namanya ATK (alat tulis kantor), FDG-FDG (Forum Discussion Group), kita kurangkan semuanya. Hingga pengurangan perjalanan dinas, bahkan kami tidak ada lagi perjalanan dinas ke luar negeri kami nolkan pada waktu itu,” lanjut Heri.

Eri mengatakan, dari penghematan tidak lagi menggunakan ATK hingga tidak melakukan perjalanan ke luar negeri Pemkot Surabaya bisa berhemat hingga Rp1 Triliun.

“Hasilnya yang kita rasakan, stunting kita dari 28,5% hari menjadi 1,6%, terendah se-Indonesia, kemiskinan yang awalnya tujuh koma sekarang ini menjadi 3,9%, yang pengangguran terbuka itu soalnya 9 menjadi 4, inilah yang harus kita kejar sebenarnya,” ucap Eri.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x