JAKARTA, KOMPAS.TV – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia jadi sasaran kekesalan Effendi, seorang warga di Kota Tangerang, Banten, yang mengeluhkan soal elpiji 3 kilogram sulit didapat.
Sambil berteriak, Effendi mengatakan penataan yang dilakukan pemerintah atau negara untuk elpiji 3 kilogram menyusahkan rakyat dan mengganggu produktivitas warga. Aksi Effendi pun mendapat dukungan dari warga yang tengah mengantre elpiji.
“Kami sudah hampir 2 minggu kesulitan cari gas, kami dari kemarin ngantre, sudah tidak kenal rakyat kalau sudah menjabat, etikanya tidak ada. Nggak bisa dibenarkan begini pejabat, bukan memihak ke rakyat, coba lihat segini banyak antre, kenapa persulit rakyat sendiri?" ucap Effendi.
Baca Juga: KPK Periksa 2 PNS Setjen DPR terkait Kasus Korupsi Pengadaan Rumah Dinas Anggota DPR TA 2020
Kemudian, Effendi dengan penjagaan pun dipertemukan dengan Bahlil Lahadalia dan saling beradu argumen.
“Kami tidak membela siapa yang mengambil keuntungan, kami butuh dapur kami harus ngebul, kami jualan, harus jalan, jangan dimiskinkan kami,” ujar Effendi saat berhadapan dengan Bahlil.
Merespons pernyataan Effendi, Bahlil pun menegaskan penataan elpiji subsidi yang dilakukan pemerintah tujuannya baik. Sebab, kata Bahlil, ditemukan adanya penyalahgunaan peruntukkan elpiji subsidi untuk pengguna industri.
“Pemerintah berkewajiban untuk menjaga semua subsidi bisa tepat sasaran, karena itu dilakukan penataan,” ucap Bahlil.
Baca Juga: Warga Meninggal usai Antre Elpiji 3 Kg, Bahlil: Pemerintah Mohon Maaf
Bahlil menambahkan, penataan elpiji 3 kilogram juga dilakukan sebagai bentuk pengawasan negara terhadap harga ecer. Sebagai informasi, elpiji 3 kilogram dijual ke konsumen Rp19.000 atau maksimal Rp20.000.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.