Kompas TV nasional humaniora

Ketika Muhammad Caesar Al Covid dan Ni Ketut Citra Covida Karantina Lahir...

Kompas.tv - 30 Januari 2025, 15:05 WIB
ketika-muhammad-caesar-al-covid-dan-ni-ketut-citra-covida-karantina-lahir
Ilustrasi. Seorang warga menunjukkan KTP barunya. Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta Budi Awaludin menyatakan, pihaknya sudah melakukan pemberitahuan kepada warga yang akan terdampak penonaktifan nomor induk kependudukan (NIK). (Sumber: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO. )
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Bagi orang Indonesia, nama adalah doa dan harapan. Tapi bagi masyarakat saat ini, nama juga sering menggambarkan tokoh favorit atau peristiwa yang terjadi saat sang anak lahir.

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengungkap sejumlah nama terunik yang tercatat di database kependudukan Indonesia. Nama-nama tersebut terlihat menggambarkan peristiwa atau preferensi yang dimiliki orang tuanya.

Melalui akun Instagram pribadinya @bimaaryasugiarto, Senin (17/1/2025), Bima mengungkapkan, "Ada yang dinamai karena akhir pas momen Covid, ada yang dinamai berdasarkan tempat kerja orang tuanya. Ada juga yang nasionalis banget, dinamai bernuansa Indonesia," tulisnya. 

Setidaknya, ada sembilan nama paling unik yang tercatat di Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri. Nama-nama tersebut memiliki lebih dari satu kata. Mayoritas di antaranya memiliki unsur kata Covid dan Republik, bahkan ada yang menggunakan nama satuan dinas lembaga pemerintah. 

Baca Juga: Wamendagri Sebut Jelang Pilkada, Layanan Dukcapil Sabtu dan Minggu Ini Tidak Libur: Kita Layani

Nama terunik yang tercatat yaitu Ni Ketut Citra Covida Karantina, Covid Hidayat, Muhammad Caesar Al Covid, Dinas Komunikasi Informatika Statistik, Mohammad Akbar Republik Indonesia Anshori, Benteng Republika, Muhammad Rufi Republik Indonesia, Raden Nakula Republik Indonesia 1, dan Sakti Aji Raden Sadewo Republik Indonesia 2.

Dari sembilan nama yang diunggah Bima Arya, ada tiga nama yang memakai nama Covid, yaitu Ni Ketut Citra Covida Karantina, Covid Hidayat, dan Muhammad Caesar Al Covid. Mudah ditebak, ketiga bayi ini lahir pada saat Covid melanda dunia, periode 2020-2022. Sebab, di luar tahun tersebut, istilah Covid tidak dikenal di masyarakat Indonesia. Wabah Covid-19 bernama lengkap Corona Virus Disease, sementara angka 19 menunjukkan tahun pertama kali virus ditemukan, yakni 2019.

Tidak ada larangan memberi nama anak dengan jenis wabah atau penyakit memang. Apalagi, di Indonesia tidak ada aturan pemberian nama anak.

Hanya saja, berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2022 tentang Pencatatan Nama pada Dokumen Kependudukan, ada empat tujuan utama penetapan nama seseorang. Aturan nama seseorang bertujuan untuk melindungi anak sejak dini, menghindari nama aneh, mencegah nama yang merendahkan diri atau bersifat perundungan, serta mengatasi keterbatasan karakter pada dokumen kependudukan.

Baca Juga: Mendagri: Server Dukcapil Belum Pernah Diretas, Tapi Saya Nggak Tantang Hacker

Nama harus terdiri dari minimal dua kata, mudah dibaca, tidak bermakna negatif, tidak multitafsir, dan maksimal 60 huruf (termasuk spasi). Selain itu, nama wajib menggunakan huruf latin dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Dalam aturan tersebut, Kemendagri memberikan tiga larangan terkait pencatatan nama pada dokumen kependudukan, yaitu larangan dalam menyingkat nama, tidak boleh menggunakan angka dan tanda baca pada nama dan tidak diperbolehkan mencantumkan gelar pendidikan atau gelar keagamaan pada akta pencatatan sipil.

Guru Besar Linguistik Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta Teguh Setiawan dalam risetnya terhadap nama-nama di kartu keluarga dan Sistem Informasi dan Koneksitas Desa (Sikdes) pada 2021 menyampaikan, anak-anak yang lahir dalam kurun tahun 2000 hingga 2020 di Jawa Tengah menunjukkan semakin banyak masyarakat Jawa yang tidak lagi menamai anaknya dengan kosakata bahasa Jawa.

Dikutip dari Kompas.id, mereka lebih banyak memilih kosakata bahasa Inggris dan bahasa Arab. Nama-nama Jawa seperti Tukiman, Sutinah, Paini, Endang, Bambang, atau Joko yang hanya satu kata, sudah langka. Orang Jawa kini lebih banyak menamai anak mereka dengan Amanda, Aisyah, Farel, hingga David yang sering kali dikombinasi dengan nama-nama Jawa.

Ya, semoga saja pemberian nama, apa pun nama yang diberikan, membawa kebaikan bagi si anak ketika kelak dewasa.


 




Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x