JAKARTA, KOMPAS.TV – Pengamat politik, Adi Prayitno berpendapat, pernyataan mantan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon yang meminta Megawati Soekarnoputri mundur dari jabatan Ketua Umum PDIP merupakan suara hati yang terpendam.
Menurut Adi Prayitno, secara substansi, partai politik sekelas PDIP memang seharusnya segera melakukan regenerasi kepemimpinan.
“Saya kira itu adalah suara hati dari Effendi Simbolon yang mungkin selama ini dipendam bertahun-tahun di PDIP,” ucapnya dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Jumat (10/1/2025).
Baca Juga: Respons Pakar Adi Prayitno soal Effendi Simbolon Sebut Jokowi Bantu Proses Hukum PDIP Hasto
“Regenerasi kepemimpinan terutama untuk melakukan penetrasi dan penyesuaian di mana voting behavior dalam konteks perilaku pemilih yang sudah sangat berubah secara total,” imbuhnya.
Direktur Eksekutif Parameter Politik itu menjelaskan, sayangnya pernyataan Effendi Simbolon tersebut disampaikan setelah PDIP memecatnya sebagai kader.
Sehingga mengakibatkan pernyataan Effendi dipandang sebagai angin lalu dan pepesan kosong.
“Jadi sekalipun secara substansi itu merupakan sebuah feed back, masukan bagi PDIP, jadinya hanya dianggap sebagai angin lalu, danggap pepesan kosong,” tuturnya.
“Yang paling penting, pasti dituduh tidak lebih dari sekadar suara dari orang-orang yang selama ini memang dalam barisan sakit hati hanya karena setelah dipecat oleh PDIP,” katanya.
Baca Juga: PDIP Respons Effendi Simbolon Minta Megawati Mundur dari Ketua Umum Usai Hasto Tersangka KPK
Ia menegaskan, secara substansional memang PDIP sebaiknya memikirkan bagaimana regenerasi kepemimpinan di masa mendatang.
“Karena tentu tidak mudah di tengah kompetisi partai yang semaikn sengit dan kompetitif, maka perlu strategi-strategi yang jauh lebih komprehensif, terutama acceptable terkait dengan perkembangan politik yang dinamis,” katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.