JAKARTA, KOMPAS.TV – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengaku dirinya membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membantu tugas kejaksaan dan kepolisian.
Megawati menyampaikan hal itu dalam pidato politiknya pada perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-52 PDIP di Sekolah Partai, Jumat (10/1/2025).
“Saya sekarang bingung, hukum yang bener itu adanya di mana. Saya bikin MK, itu konstitusi to? Betul atau salah? Lha tapi kok dibikine koyo ngono (kok dibikin seperti itu), nggak ada marwahnya begitu, lho,” ucapnya, dikutip dari Breaking News Kompas TV.
Megawati menambahkan, dirinya dulu membentuk KPK, tetapi menurutnya saat ini yang ditangani hanya kasus atau perkara kroco.
“Saya bikin KPK, lho lha ngopo kok dhekne sing digoleki (kenapa kok yang dia cari) kroco-kroco lho, mbok sing bener-bener, ngono sing jumlahe T, T, T, T. (yang benar-benar dong, itu yang jumlahnya T (triliunan).”
Baca Juga: Megawati Pertanyakan Tagline Indonesia Emas: Menurut Saya Itu Tidak Jelas
“Nanti kalau saya ngomong gini, itu Bu Mega kan mengkritik saja, mengkritik saja. Ya nggaklah, orang bener lho. Orang bener. Saya ingin KPK itu yang bener, yang bikin saya juga lho. Bingung saya, kecuali orang lain.”
“Untuk menjadikan KPK itu dipikir gampang? Nggak, saya saja berantem dulu karena itu sifatnya ad hoc. Untuk apa? Untuk membantu yang namanya polisi ini gampang ngomongnya, polisi dan kejaksaan,” tuturnya.
Sebab, kata dia, kedua institusi tersebut dalam menjalankan tugasnya tidak maksimal. Tapi, sampai sekarang tetap seperti itu.
“Apa lagi yang ibu bikin? Polisi, saya berani memisah. Lha tapi kalau polisi koyo ngene (seperti ini), kasihan lho saya sama polisi-polisi kroco itu lho. Saya juga dijaga, lho,” ucapnya.
Ia kemudian menceritakan bahwa dirinya sering bertanya pada pengawal apakah mereka paham saat ia menyuruhnya. Mereka selalu menjawab dengan kata siap.
“Kadang-kadang aku kaget dewe (kaget sendiri). Tunggu dulu, siap ngerti atau siap salah, ada dua lho,” imbuhnya.
“Kamu ternyata begini, begini, itu nggak bener, (dia jawabnya). ‘Siap salah’. Kalau nggak percaya, cari pengawal, tanya betul atau nggak yang ibu omongkan, seribu persen benar. Jadi mestinya diajari, nggak kayak robot.”
Baca Juga: Megawati: Saya Bingung Kenapa Orang Indonesia Bisa Kelaparan?
Seharusnya, lanjut Megawati, mereka berpikir dengan nurani tentang mana yang benar dan tidak.
“Mana yang benar harus menurut secara hukum formal Indonesia, yang dibuat bukan hanya orang per orang tetapi oleh tata negara Republik Indonesia melalui konstitusi dan undang-undang yang ada. Kasihan tahu yang kroco.”
“Saya sampai hari ini kalau lihat polisi ingatnya siapa? Kasus Sambo. Nangis saya ngelihat ibunya, yang anak digituin,” tambahnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.