JAKARTA, KOMPAS.TV - Wacana sekolah diliburkan selama bulan Ramadan kini mencuat sejalan dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang baru. Belum ada keputusan akhir.
Menteri Dikdasmen Abdul Mu'ti pun belum bisa memberi penjelasan.
"Intinya sekarang kami belum melakukan pembahasan mengenai libur Ramadan, yang juga saya kira juga di Kementerian Agama juga masih wacana kan, juga belum jadi keputusan," ujar Mu'ti di Kantor Kemendikbudristek, Senayan, Jakarta, Selasa (31/12/2024).
Kisah sekolah tidak diliburkan selama Ramadan bermula dari keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Josoef (1978-1983) di era Presiden Soeharto. Keputusan itu membuat heboh terutama di kalangan para ulama.
Bahkan, Presiden Soeharto sempat memanggil Daoed Josoef ke istana minta penjalasan. Dalam buku Rekam Jejak Anak Tiga Zaman (Penerbit Kompas), Daoed menjelaskan, "Aku tahu benar bahwa agama Islam tidak melarang orang Muslim belajar sambil berpuasa," katanya.
Baca Juga: Niat Puasa 1 Rajab 2025 Mulai Besok 1 Januari, Lengkap dengan Doa Berbuka
Di depan Pak Harto pula, Daoed menjelaskan sudah bertemu dengan para ulama dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang dalam pertemuan tersebut dia mendapatkan banyak komentar negatif. Ada yang berpendapat kesucian bulan Ramadan harus diakui dengan menganjurkan anak-anak Muslim banyak beribadah. Ada pula yang menyindirnya dengan menyebut terlalu mengagung-agungkan ilmu keduniawian karena terbius budaya barat.
"Pendidikan Barat diyakininya telah membuat aku lupa nilai-nilai murni keislaman," kenang Daoed.
Namun, jelasnya, yang membuat dia resah bukan saja itu. Tapi juga para politikus dari partai Islam yang terus-menerus kalah dalam kontestasi politik praktis yang mengeklaim mewakili mayoritas Islam. Mereka berusaha keras menggunakan berbagai ibadah dan ritus keislaman sebagai simbol politik.
"Salah satu simbol itu adalah liburan sekolah selama bulan puasa dan justru hal itu yang aku tiadakan," katanya.
Baca Juga: Siap-Siap! Pemberian Tunjangan Guru ASN dan Honorer Jadi Program Prioritas Kemendikdasmen 2025
Daoed kemudian membeberkan bahwa ayat pertama dalam Al-Qur'an, yang berbunyi Iqra alias bacalah turun di pertengahan bulan Ramadan.
"Bukankah membaca adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar-mengajar, kegiatan yang dianggap membantu orang menjadi cendekia?!" jelasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.