JAKARTA, KOMPAS TV – Juru Bicara (jubir) PDI Perjuangan (PDIP) Guntur Romli merespons pernyataan Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia, yang membela Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) terkait isu perpanjangan masa jabatan presiden.
Menurut dia, sikap Bahlil itu sebagai pembelaan yang tidak masuk akal. Sebab, argumen Bahlil justru memperkuat anggapan publik bahwa wacana tersebut terkoordinasi dan bukan sekadar gagasan pribadi.
“Pembelaan itu tidak masuk akal. Pertama, yang mewacanakan tiga periode bukan hanya Bahlil. Ada beberapa ketua umum partai seperti Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Zulkifli Hasan, juga menteri-menteri lain seperti Luhut Binsar Pandjaitan (LBP), Tito Karnavian, dan Ketua MPR waktu itu, Pak Bamsoet. Apa iya Bahlil bisa menggerakkan mereka semua? Kapasitas Bahlil saat itu hanya sebagai Menteri Investasi, belum menjadi Ketua Umum Golkar,” kata Guntur kepada Kompas.TV, Rabu (1/1/2025).
Baca Juga: Bahlil Bela Jokowi Usai Dituding Minta Jabatan Presiden 3 Periode: Kaset Rusak Itu Loh
Selain itu, kata dia, indikator itu terlihat juga ketika Jokowi tak pernah menegur hingga memarahi Bahlil ketika mengusulkan wacana penundaan Pilpres 2024. Padahal, kala itu Jokowi merasa geram ketika ada pihak yang mewacanakan hal tersebut.
“Bahlil tidak pernah dimarahi atau diberi sanksi oleh Jokowi. Masa iya, seseorang tidak marah ketika ada yang menampar dan menjerumuskannya? Sebaliknya, Bahlil justru semakin dekat dengan Jokowi, mendapat jabatan sebagai Menteri ESDM, dan akhirnya menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Ini tidak mencerminkan hubungan yang bermasalah, melainkan justru hubungan yang sangat loyal dan erat,” ujarnya.
Ia menambahkan, pembelaan Bahlil yang dianggap tidak masuk akal ini hanya memperburuk persepsi publik terhadap isu tersebut.
“Pembelaan seperti ini, sama halnya dengan bantahan Jokowi soal tiga periode, hanya menjadi bahan tertawaan publik. Orang-orang tidak mudah dibodohi karena bukti-bukti yang ada sudah sangat jelas,” katanya.
Sebelumnya, Bahlil membela Jokowi yang dituding memiliki niat untuk memperpanjang masa jabatan menjadi tiga periode.
Ia menjelaskan, usulan untuk memperpanjang masa jabatan atau penundaan penyelenggaraan Pilpres 2024 itu berasal dari dirinya. Hal itu setelah melihat situasi perekonomian yang terhantam akibat adanya pandemi Covid-19.
Bahlil mengaku sempat bertemu dengan sejumlah pengusaha. Lalu, dibuat skema dan muncul opsi penundaan pilpres.
Baca Juga: Bantahan Jokowi soal 3 Periode Jadi Sorotan, PDIP Minta Tak Bawa-Bawa Megawati
"Ditunda atau dibuat pemilunya mundur, itu soal lain. Jadi nggak ada yang minta tiga periode. Itu omongan saya, coba dah dibuka file lama itu. Jadi jangan diputar kaset ke Jokowi dong. Kaset rusak itu loh. Makanya pemimpin negara itu harus otaknya bersih lah gitu ya, untuk negara gitu," kata Bahlil di DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (21/12/2024).
"Jadi enggak benar itu (Jokowi menggerakkan tiga periode)," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.