JAKARTA, KOMPAS.TV - Menjelang pergantian tahun, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengingatkan tentang perilaku menjaga alam yang harus dipelihara.
"Alam semesta pun juga seperti itu, kalau kita memperlakukan mereka itu secara kasar, alam pun juga akan kasar terhadap kita," kata Nasaruddin dalam Doa Bersama BMKG yang diadakan di Auditorium BMKG Pusat, Jakarta Pusat, Senin (30/12/2024).
Ia menambahkan, masyararakat tradisional Indonesia pada zaman dahulu sangat bersahabat dengan alam sehingga alam juga bersahabat dengan manusia.
Nasaruddin mencontohkan, masyarakat zaman dahulu bisa mendeteksi fenomena alam hanya dengan melihat pertanda yang ada di alam tanpa bantuan teknologi.
"Hanya menenggelamkan kaki, masyarakat Mandar itu, kira-kira empat menit, dia bisa mendeteksi bahwa gelombang besar akan terjadi di laut dalam sana itu," paparnya.
Baca Juga: Tim Gabungan Berjibaku Padamkan Kebakaran Hutan dan Lahan di Pontianak
Nasaruddin menegaskan, "Jadi, faktor perilaku manusia itu berbanding lurus dengan reaksi alam terhadap kita."
Menurut penuturannya, perilaku manusia yang merusak dan melampaui bataslah yang menyebabkan datangnya bencana.
Ia mencontohkan dengan perilaku pembakaran hutan yang tidak memperhitungkan kerusakan yang dihasilkan.
"Matilah ekosistem yang ada di situ itu. Ini keji sekali kita memperlakukan alam, bagaimana alam bisa bersahabat dengan kita kalau kita sendiri kasar memperlakukan mereka?" imbuhnya.
Nasaruddin melanjutkan, cara untuk menyelamatkan alam semesta adalah berhenti memperlakukan alam semesta sebagai objek.
"Tapi alam ini juga harus difungsikan sebagai subjek, berhentilah hanya menjadikan dirinya sebagai manusia sebagai subjek tunggal," katanya.
"Seolah-olah sudah jadi manusia tidak ada subjeknya, hanya menjadi objek, dan inilah yang membuat keretakan antara manusia dengan alam semesta," imbuhnya.
Baca Juga: Asap Tebal Ganggu Pengendara Akibat Kebakaran Hutan Taman Nasional Baluran
Di akhir pidatonya, Nasaruddin mengingatkan tentang instropeksi diri di akhir tahun ini, terutama bagaimana perilaku manusia terhadap alam.
"Tunggulah kehancurannya Bumi ini kalau manusia hanya memosisikan dirinya sebagai subjek, lalu alam ini, semuanya memperlakukan mereka sebagai objek tanpa batas," ujarnya.
"Mari kita melepaskan 2024 ini dengan penuh kesadaran kolektif, komprehensif, pikiran kita pun harus dijinakkan, apa yang kita lakukan untuk alam ini," kata Nasruddin.
Sumber : Kompas TV, BMKG
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.