JAKARTA, KOMPAS.TV - Polri telah menyiapkan langkah antisipasi untuk menghadapi kemungkinan kecelakaan dan bencana alam selama periode mudik Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menyampaikan bahwa bersama TNI dan kementerian/lembaga terkait, berbagai rekayasa lalu lintas akan diterapkan di jalur mudik untuk mengurangi risiko kecelakaan.
Kapolri mengungkapkan bahwa puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 21 Desember 2024, dengan puncak arus mudik kedua pada 28 Desember 2024.
Untuk mendukung keamanan selama periode ini, sebanyak 2.794 posko telah disiapkan oleh tim gabungan TNI, Polri, dan para pemangku kepentingan.
Posko ini terdiri dari 1.852 pos pengamanan, 735 pos pelayanan, dan 207 pos terpadu yang akan mengamankan 61.452 objek, termasuk gereja, pusat perbelanjaan, terminal, stasiun, pelabuhan, bandara, objek wisata, serta tempat perayaan Tahun Baru 2025.
Baca Juga: Mary Jane Dipindahkan ke Jakarta Sebelum Dipulangkan ke Filipina 18 Desember Nanti
Kapolri menjelaskan bahwa rumah sakit rujukan telah disiapkan di wilayah-wilayah rawan kecelakaan untuk memberikan penanganan cepat.
“Termasuk mempersiapkan berbagai macam pos pelayanan, pos pengamanan, dan tempat-tempat rest area (area istirahat),” ujarnya.
“Petugas-petugas di lapangan kita siapkan apabila memang dibutuhkan untuk melakukan langkah-langkah penyelamatan apabila terjadi kecelakaan,” tambahnya saat sesi jumpa pers usai rapat pengamanan Nataru, Senin (16/12).
Dalam upaya pencegahan, Kapolri mengimbau masyarakat untuk memperhatikan kecepatan berkendara, terutama di jalur-jalur rawan kecelakaan, serta memastikan beristirahat saat merasa lelah.
“Kemampuan masyarakat untuk berkendara maksimal 6-7 jam atau 8 jam. Setelah itu, kita harapkan apabila memang capek, segera laksanakan istirahat. Sudah kita siapkan tempat-tempatnya,” ujarnya.
Mengenai potensi bencana alam, Polri akan memberikan informasi kepada masyarakat tentang prediksi cuaca, termasuk curah hujan, potensi banjir, dan longsor yang mungkin terjadi di jalur mudik.
“Pada saat terjadi hujan dan kemudian terjadi ombak tinggi, masyarakat sudah terinformasi lebih dahulu sehingga paling tidak bisa mengurangi kemungkinan terjadinya penumpukan di wilayah dermaga,” ucapnya.
Selain itu, tim SAR yang terdiri dari Basarnas, TNI, dan Polri telah disiapkan untuk melakukan langkah penyelamatan jika terjadi bencana.
Baca Juga: Pantauan Udara Kondisi Banjir Ponorogo, Akses ke Trenggalek Masih Terendam
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.