JAKARTA, KOMPAS.TV - Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP II di Ancol dipastikan tidak membahas soal calon ketua umum partai, hal ini disampaikan oleh Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono.
Mardiono mengatakan mukernas kali ini membahas beberapa isu di antaranya wacana penggantian AD/ART dan persiapan untuk menggelar Muktamar X yang diperkirakan usai Lebaran 2025.
"Bahwa di dalam mukernas ini saya garisbawahi, tidak sama sekali membahas calon ketua umum," tegas Mardiono menjawab pers usai mukernas itu, Sabtu (14/12) malam.
Baca Juga: PPP Berencana Percepat Pelaksanaan Muktamar X, Siapkan Diri Hadapi Pemilu 2029
"Tidak satu pun para peserta mukernas ini, menyebut para calon ketua umum. Jangankan sampai tiga, empat atau satu pun, sekali pun, tidak ada yang disebut dan para peserta mukernas ini adalah bagian dari para pemegang hak kedaulatan partai," kata Mardiono dikutip dari Antara.
Kendati demikian, Mardiono menyebut tidak menutup kemungkinan bahwa nantinya PPP akan memiliki pemimpin baru, bahkan yang berasal dari luar partai.
Sementara itu untuk soal AD/ART, katanya ada beberapa pihak yang mempertahankan AD/ART sebagai landasan untuk penyelenggaraan muktamar.
"Muncul di tengah-tengah mukernas ini dari beberapa rekan wilayah agar tetap bisa mempertahankan AD/ART itu adalah sebagai landasan untuk penyelenggaraan muktamar. Karena, ada isu bahwa mungkin AD/ART itu bisa diubah," ungkap Mardiono.
Menurutnya, jika AD/ART itu diubah sekarang tidak berarti Muktamar X yang akan datang, langsung menggunakan AD/ART yang baru.
"Tetapi perubahan AD/ART itu adalah diperuntukkan untuk muktamar yang akan datang. Jadi, hasil dari muktamar itu tentu akan melakukan perubahan-perubahan AD/ART yang kemudian menjadi bagian dari lampiran pengajuan SK Kepengurusan baru nanti kepada Menteri Hukum," tuturnya.
Mardiono melanjutkan, dalam mukernas pada Sabtu kemarin, pihaknya menyepakati bahwa Muktamar X akan digelar usai Lebaran 2025.
Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Rommy, Wasekjen PPP Sebut yang Goreskan Citra Buruk Harus Tobat
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.