JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Rapih Herdiansyah menyebut pihak yang harus melakukan tobat adalah yang menggoreskan citra buruk.
Rapih menyampaikan hal itu menanggapi ucapan Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy atau Rommy, yang meminta seluruh jajaran DPP PPP untuk melakukan tobat nasuhah dan meminta maaf karena tidak berhasil membawa partai masuk ke DPR RI.
“Justru yang harus melakukan taubatan nasuhah adalah dia yang menggoreskan citra buruk bagi PPP,” ucapnya dalam keterangan pers, Sabtu (14/12/2024), dikutip Kompas.com.
Baca Juga: PPP Berencana Percepat Pelaksanaan Muktamar X, Siapkan Diri Hadapi Pemilu 2029
“Bagaimana seorang ketua umum bermasalah dengan kasus korupsi ditangkap KPK beberapa hari menjelang pemilu,” tuturnya.
Rapih berpendapat kasus korupsi yang pernah menjerat Rommy pada tahun 2019 merupakan awal mula publik tak percaya PPP.
“Itu yang mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap PPP menjadi menurun. Sejak itu, citra PPP rusak,” lanjutnya.
Ia juga menilai beberapa pernyataan Rommy kontraproduktif dan merugikan PPP. Oleh sebab itu, menurutnya Rommy semestinya berkaca atas perbuatannya sendiri.
“Mas Rommy harus introspeksi diri dalam-dalam,” kata Rapih.
“Kami pengurus DPP sepakat untuk menjaga muktamar ke depan tidak menyisakan konflik lagi. Tidak dipecah belah lagi,” tambahnya.
Baca Juga: Rommy Beberkan 4 Nama Masuk Bursa Caketum PPP: Sandiaga Uno hingga Taj Yasin
Sebelumnya, Rommy meminta jajaran DPP PPP untuk melakukan tobat nasuhah dan meminta maaf karena tidak berhasil membawa partai Ka'bah masuk ke DPR RI.
"Ketika saya menyampaikan seruan untuk 'taubatan nasuhah', itu kan ditujukan kepada seluruh jajaran DPP. Kenapa? Karena memang baru kali ini dari 11 kali pemilu yang diikuti, PPP tidak masuk ke Senayan," kata Rommy.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.