JAKARTA, KOMPAS.TV - Penyelenggaraan Pilkada 2024 secara umum berjalan lancar dan tertib, meskipun untuk pertama kalinya digelar serentak di seluruh Indonesia. Namun, beberapa catatan muncul, salah satunya adalah rendahnya partisipasi publik pada Pilkada 2024.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengakui bahwa tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 lebih rendah dibandingkan dengan Pilpres dan Pileg 2024.
Anggota KPU RI, August Mellaz, menyebutkan bahwa secara nasional, partisipasi Pilkada 2024 berada di bawah 70 persen dari total pemilih.
Di Pilkada Jakarta, misalnya, tingkat partisipasi pemilih terbilang cukup rendah. KPU Jakarta mencatatkan bahwa tingkat partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta mencapai 57,6 persen.
Angka ini menurun dibandingkan dengan Pilkada pada 2017, yang diikuti oleh 70 persen pemilih.
Menurunnya jumlah partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta membuat KPU Jakarta menyatakan akan mengevaluasi program sosialisasinya.
Penurunan partisipasi pemilih juga terjadi di Pilkada Sumatera Utara.
Berdasarkan data KPU RI, tingkat partisipasi pemilih di Pilkada Sumatera Utara mencapai 55,6 persen.
Pilkada serentak 2024 menjadi ujian demokrasi bagi bangsa, dan evaluasi terus dilakukan demi menjaga kemuliaan dari kompetisi politik yang sehat.
Apa yang menjadi penyebab rendahnya partisipasi publik pada pilkada 2024. Akan kita bahas bersama anggota Dewan Pembina Perludem, Titi Anggraini.
Baca Juga: KPU Tangsel Gelar PSU Gara-Gara Satu Orang Pemilih Salah TPS | SERIAL PILKADA
#pilkada #jakarta #politik #demokrasi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.