JAKARTA, KOMPAS.TV – Kasus penembakan tragis yang menewaskan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto Ulil, pada Jumat (22/11/2024) di Mapolres Solok Selatan, kembali mengungkap potret kelam tambang ilegal di Sumatra Barat.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Abdul Aziz, menyebut insiden ini menguatkan dugaan adanya pihak yang membekingi tambang ilegal di wilayah tersebut.
“Ini menguatkan dugaan kalau tambang ilegal di Sumatra Barat, khususnya Solok Selatan, ini mengungkap fakta kalau ada yang membekingi. Sungguh sadis sekali sampai menghilangkan nyawa teman yang sama-sama di institusi Polri,” kata Abdul Aziz dalam program Kompas Petang di KompasTV, Sabtu (23/11/2024).
Aziz juga menyoroti lemahnya penegakan hukum terhadap tambang ilegal di Solok Selatan, yang kerap menimbulkan korban jiwa.
Ia mengingatkan peristiwa 13 nyawa yang hilang akibat aktivitas tambang ilegal beberapa waktu lalu, yang hingga kini belum diusut tuntas oleh pihak berwenang.
“WALHI melihat ternyata negara kalah oleh pelaku kejahatan lingkungan, dibuktikan dengan ditembaknya saudara Ulil. Ini menjadi momok menakutkan bagi penegak lingkungan, baik itu kawan-kawan di aktivis lingkungan,” tambahnya.
Seperti yang diketahui, insiden polisi tembak polisi bermula dari penangkapan pelaku tambang galian C oleh tim Sat Reskrim Polres Solok Selatan.
Sekitar pukul 00.43 WIB, Kasatreskrim Polres Solok Selatan AKP Ulil Ryanto Anshar menerima telepon dari Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar, yang kemudian memintanya datang ke Mapolres.
Baca Juga: Kasus Tambang Ilegal di Balik Polisi Tembak Polisi, Ini Kata Kapolda Sumbar
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.