JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat untuk bersiap menghadapi musim hujan yang bertepatan dengan fenomena La Nina Lemah.
Menurut BMKG, fenomena La Nina Lemah ini diperkirakan meningkatkan curah hujan hingga 20-40 persen di berbagai wilayah Indonesia, berlangsung mulai akhir 2024 hingga Maret atau April 2025.
La Nina sendiri adalah anomali iklim global yang terjadi akibat suhu permukaan laut di Samudra Pasifik lebih dingin dari kondisi normal.
"Kami mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapinya karena fenomena ini dapat berdampak signifikan pada kondisi cuaca," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Jumat (22/11/2024) dari rilis yang diterima Kompas.tv.
"Utamanya bagi masyarakat yang bermukim di wilayah perbukitan, lereng-lereng gunung, dataran tinggi, juga sepanjang bantaran sungai."
Dwikorita menjelaskan bahwa La Nina Lemah dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung.
Baca Juga: BMKG Imbau Warga Siaga, 33 Wilayah Diprediksi Hujan, Petir, Angin Kencang hingga 28 November 2024
Ancaman lain adalah banjir lahar hujan, terutama di sekitar gunung berapi yang baru atau sedang mengalami erupsi.
Oleh karena itu, BMKG mengajak semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
Menurut Dwikorita, faktor utama yang memengaruhi iklim Indonesia tahun depan mencakup penyimpangan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, Samudra Hindia, dan perairan Indonesia.
Selain itu, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) turut memengaruhi distribusi curah hujan di wilayah nusantara.
Analisis BMKG menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan menerima curah hujan tahunan dalam kategori normal hingga tinggi, dengan 67% wilayah diprediksi memiliki curah hujan lebih dari 2.500 mm per tahun.
Sumber : BMKG
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.