Kompas TV nasional peristiwa

Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Mantan Kabareskrim: Tindakan yang Brutal dan Biadab

Kompas.tv - 22 November 2024, 19:53 WIB
polisi-tembak-polisi-di-solok-selatan-mantan-kabareskrim-tindakan-yang-brutal-dan-biadab
Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto Anshari tewas ditembak Kabag Ops Polres Solok Selatan, Jumat (22/11/2024). Jenazah Ulil akan diterbangkan ke kampung halamannya di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. (Sumber: Tribun Padang)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan Kabareskrim, Komjen (Purn) Arief Sulistyanto, mengaku sedih dengan kasus polisi tembak polisi yang terjadi di Solok Selatan, Sumatra Barat.

Arief menilai, tindakan yang dilakukan oleh Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar, sangat brutal dan biadab.

"Saya sangat sedih dengan kejadian ini di mana seorang perwira senior, yang sebentar lagi dia pensiun, melakukan tindakan yang brutal dan biadab karena menembak koleganya sendiri, sesama perwira, yang sedang melaksanakan tugas penegakan hukum," ucapnya dalam program Kompas Petang di KompasTV, Jumat (22/11/2024).

Arief pun menyebut tindakan tersebut tidak dapat ditolerir dan harus diberikan hukuman yang berat.

"Ini betul-betul tidak bisa ditolerir dan menurut saya ini harus diberikan tindakan tegas kemudian. Tidak cukup dipecat, harus dihukum dengan seberat-beratnya supaya memberikan pesan kepada anggota Polri lainnya," kata dia.

Mengenai latar belakang kasus penembakan sesama polisi itu, Arief tak memungkiri adanya keterkaitan dengan dugaan tambang ilegal yang terjadi.

"Ini ada dua kemungkinan ya, apakah yang bersangkutan itu hanya sebatas beking dari aktor intelektual atau pemodal? Tapi kalau dilihat dari kemarahannya, apakah ada kemungkinan ini usahanya dia sendiri? Kok sampai dia begitu tega menembak seorang Kasat Reskrim yang berada di bawah koordinasinya," jelasnya.

Arief pun setuju dengan upaya dari Polda Sumbar, Mabes Polri, hingga Kompolnas, untuk melakukan penyelidikan menyeluruh guna mengungkap kasus ini secara terbuka.

"Sehingga saya setuju dilakukan kajian dan penelitaan mendalam dan sangat komprehensif,  dari aspek rekrutmen, pendidikan dan latihan, dan pembinaan kariernya, kenapa orang seperti ini bisa mendapat jabatan sebagai Kabag Ops dan memegang senjata api untuk menembak yang lain," ujar Arief.

Baca Juga: Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, PBHI Sumbar Duga Ada Perlindungan Kejahatan Lingkungan




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x