JAKARTA, KOMPAS.TV – Mantan bandar judi online di luar negeri, Ustadz Dennis Lim menyebut ‘kue’ dari transaksi judi online (judol) terlalu besar jika ditutup begitu saja.
Dennis menyampaikan hal itu dalam dalam podcast Kompas TV, yang tayang di kanal Youtube, Jumat (15/11/2024), menjawab pertanyaan mengenai tren judol dan langkah pemerintah Indonesia saat ini.
“Sebenarnya mereka punya jalan atau cara untuk menutup (judol) sebetulnya, cuma ya bisa dibilang kuenya terlalu besar kalau ditutup begitu saja,” ungkapnya.
“Saya sekali lagi menyebutnya orang-orang di pemerintahan yang salih saya yakin tetap ada. Kepolisian yang salih juga saya yakin masih banyak. Kita sebutnya oknum saja ya.”
Baca Juga: Pasien Pecandu Judi Online Tercover BPJS Rawat Inap dan Rawat Jalan, Begini Caranya
Para pelaku judi online tersebut, kata Dennis bisa melaksanakan kegiatan karena adanya oknum yang turut berpartisipasi.
“Mereka kan bisa ada karena ada oknum-oknum yang turut berpartisipasi. Bahkan dulu sebelum kita masuk ke dunia onlie, internet, kasino-kasino fisik yang ada gedungnya, orang datang bawa duit cash di situ, itu pun bisa ada karena ada yang jaga, ada yang backing,” bebernya.
“Dulu di sana setor ke pemerinahan Kamboja ya, bisa tiga sampai empat miliar per bulan. Jadi memang ada upeti ya untuk menjagai itu semua.”
Meski demikian, ia mengaku tidak berniat menyudutkan aparat karena ia meyakini masih banyak aparat yang baik.
“Bukan berarti saya mau menyudutkan mereka, makanya tadi saya bilang masih banyak pasti orang pemerintahan yang salih, polisi yang salih,” tegasnya.
Tetapi, kata dia, selama oknum itu masih ada, dan selagi mereka mengira bahagia itu masih dari uang, serta tidak cukup takut pada Allah, sebetulnya semua dosa ya pasti akan ada saja di muka bumi.
“Kalau dibilang akan ditangkap selagi orangnya ada di Indonesia, kan sebetulnya sudah jadi rahasia umum juga bahwa kantornya biasanya jelas nggak di Indonesia, biasanya di luar.”
Saat ditanya mengenai seberapa kuat backing dari aparat di Indonesia, ia hanya menjawab bahwa dulu pelaku judi online banyak yang tidak mau bekerja sama jika hanya dengan warga sipil.
Baca Juga: Kepala Psikiatri RSCM: Pasien Pecandu Judi Online Meningkat 3 Kali Lipat Dibanding 2023
“Dulu ya, ini trik yang paling lama ya, bahkan dulu ada pengusaha bisnis offline, yang dia kalau bisnis judi kasino yang benar-benar fisik dia bahkan tidak mau kerja sama kalau kerja sama biasa antara sipil dengan sipil.”
“Ada yang baru mau ngerjain kalau misalnya, mohon maaf, yang punya adalah oknum aparat. Tapi kalau sipil sama sipil, itu kudu rutin kongkalikong, untuk, mohon maaf ya, bayar sogokan, bayar suap, untuk bagaimana caranya tidak digerebek,” ungkapnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.