LABUAN BAJO, KOMPAS.TV - Sudah lima hari Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditutup akibat terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur.
Alhasil banyak wisatawan baik lokal maupun asing tertahan di Labuan Bajo karena belum ada kepastian kapan bandara dibuka.
Sebagai alternatif, wisatawan yang ingin keluar dari Labuan Bajo harus menggunakan kapal laut.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto, mengungkapkan bahwa sejak Minggu (10/11/2024) hingga Rabu (13/11) kemarin, ratusan kapal telah dikerahkan untuk mengevakuasi para wisatawan yang terdampak.
"Per Rabu (13/11), jumlah kapal yang evakuasi penumpang terdampak erupsi adalah 114 unit. Jumlah penumpang yang dievakuasi 3.292 orang," kata Stephanus di Pelabuhan Labuan Bajo, Rabu (13/11) malam.
Baca Juga: Prabowo Minta Update Penanganan Erupsi Gunung Lewotobi, Pratikno: Beliau Tidak Tenang
Proses evakuasi dilakukan dengan berbagai jenis kapal, termasuk Kapal Roro yang menuju Surabaya serta speed boat menuju Sape, Bima, dan Lombok.
Pihak KSOP juga mengaktifkan posko khusus untuk memberikan informasi dan koordinasi evakuasi dengan berbagai instansi terkait.
Pada Rabu malam, beberapa kapal dijadwalkan berangkat, seperti KMP Niki Mila Utama pukul 21.00 Wita dan KMP Binaiya pukul 23.00 Wita.
Stephanus memastikan bahwa kondisi laut, angin, dan arus aman untuk pelayaran, meskipun jarak pandang sedikit berkabut.
Pelabuhan Marina Waterfront dan Wae Kelambu juga dipastikan dalam kondisi aman selama evakuasi berlangsung.
"Kondisi pelabuhan Marina Waterfront dan Multi Purpose Wae Kelambu aman terkendali selama proses evakuasi penumpang keluar dari Labuan Bajo," katanya dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Panglima TNI Kunjungi Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi NTT-Abu Vulkanik Gunung Dekati Bali
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.