JAKARTA, KOMPAS TV - Bendahara Umum (Bendum) DPP Partai NasDem Ahmad Sahroni angkat bicara ihwal hasil survei elektabilitas calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta Ridwan Kamil -Suswono, yang kalah dengan Pramono Anung-Rano Karno, salah satunya dari hasil survei Litbang Kompas.
Menurut dia, hasil survei tak bisa dijadikan patokan untuk mengukur kemenangan di Pilkada Jakarta. Sebab, penghitungan suara sebenarnya itu terjadi pada pencoblosan 27 November 2024 mendatang.
“Tapi ya mudah-mudahan memang Jakarta ini agak unik dibandingkan daerah lain. Yang disangka menang, belum tentu menang, disangka kalah, belum tentu kalah. Tapi ya itulah situasional Pilkada khususnya Jakarta,” kata Sahroni di gedung DPR, Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Baca Juga: PKS Buka Suara Soal Pertemuan Ridwan Kamil-Suswono dengan Anies Baswedan
Namun, ia membantah kalau internal Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus mengalami perpecahan. KIM Plus adalah gabungan partai politik yang mengusung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta.
“Enggak lah, koalisi mana bisa pecah ya, kesatuan ya enggak mungkin,” ujarnya.
Sebelumnya, Kompas.tv memberitakan, berdasarkan survei Litbang Kompas, elektabilitas Ridwan Kamil – Suswono berada di angkat 34,6 persen, Dharma Pongrekun - Kun Wardhana 3,3 persen, Pramono Anung - Rano Karno 38,3 persen, dan 23,8 persen menjawab tidak tahu atau belum menentukan pilihan.
Survey Litbang Kompas dilakukan dalam rentang 20-25 Oktober 2024 terhadap 1.000 responden yang diberikan pertanyaan model tertutup.
Baca Juga: Rano Sebut Track Record Pramono Anung Lebih Hebat daripada Ridwan Kamil dan Dirinya
Kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi. Survei ini dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.