JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi suhu panas yang melanda beberapa wilayah di Indonesia beberapa hari terakhir akan berangsur menurun pada November 2024.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan suhu panas di Jawa disebabkan oleh gerak semu Matahari yang berada sekitar 10 Lintang Selatan.
Hal itu membuat terjadinya peningkatan intensitas radiasi matahari di wilayah Indonesia, khususnya Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menyebabkan suhu terasa lebih panas.
Selain itu, kata Andri, siklon tropis Kong-rey yang beberapa waktu lalu aktif di Samudra Pasifik, menarik massa udara dari wilayah sekitarnya, termasuk Indonesia.
”Dampaknya, wilayah seperti Jawa menjadi lebih kering dan minim awan karena massa udara yang seharusnya membantu pembentukan awan hujan tertarik ke arah pusat siklon. Minimnya awan ini menyebabkan radiasi matahari yang diterima permukaan bumi menjadi lebih maksimal,” kata Andri, Kamis (31/10/2024), dikutip dari Kompas.id.
Laporan Pusat Siklon Tropis Jakarta-BMKG, siklon tropis Kong-rey saat ini terpantau di timur laut Filipina dengan tekanan di pusat sistem 925 hPa dan kecepatan angin maksimum 100 knot.
Siklon ini bergerak ke arah barat hingga barat laut menjauhi wilayah Indonesia, sehingga pengaruhnya terhadap cuaca di tanah air semakin berkurang.
Baca Juga: Peringatan Dini BMKG 1-2 November 2024, 24 Wilayah Waspada Dampak Hujan Lebat, Petir dan Angin
Menurut Andri, pada saat bersamaan, gelombang ekuator Rossby mulai aktif sehingga meningkatkan tutupan awan di wilayah Jawa. Oleh karena itu, sejumlah wilayah diprediksi akan mulai hujan pada November 2024.
”Kami juga mendeteksi adanya sirkulasi siklonik di Kalimantan Barat yang berpotensi meningkatkan curah hujan, khususnya di wilayah Jawa bagian barat, dan diprediksi mulai meningkat awal November ini. Dengan peningkatan potensi pembentukan awan hujan ini, maka suhu permukaan juga diprediksi akan menurun, terutama di wilayah Jawa,” katanya.
Andri menambahkan, sebagian wilayah NTT juga diprediksi mulai hujan minggu depan. Dengan demikian, suhu udara di wilayah tersebut juga bakal mulai menurun.
Baca Juga: Jawa Timur Masuk Musim Hujan, Ini 31 Wilayah yang Berpotensi Waspada Cuaca Ekstrem Awal November
Adapun Analisis Direktorat Meteorologi Publik BMKG per hari ini, Kamis (31/10), menunjukkan, secara nasional ada kecenderungan peningkatan pertumbuhan awan hujan di sebagian besar Sumatera, Jawa bagian barat, Kalimantan bagian utara, Sulawesi bagian tengah, dan Kepulauan Papua bagian utara dan barat.
Pada sebagian wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi, potensi hujan masih didominasi pada sore hingga menjelang malam hari, dengan sebaran tidak merata dan durasi relatif singkat.
Hal ini umum terjadi pada masa peralihan dan di awal musim hujan yang diprakirakan terjadi pada akhir Oktober hingga awal November.
Sumber : Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.