JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat politik Surokim Abdussalam menyebut masuknya menteri-menteri era Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kabinet pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka sebagai simbol keberlanjutan pemerintahan.
Menurutnya, alasan Prabowo kembali merekrut menteri-menteri era Jokowi karena telah terbiasa berinteraksi dengan mereka. Selain itu, sebagai bentuk komitmen Prabowo untuk melanjutkan program-program Jokowi.
“Banyaknya kabinet Pak Jokowi yang masuk ke kabinetnya Pak Prabowo saat ini ya pertimbangan keberlanjutan itu menjadi dominan. Pak Prabowo tentu sudah mengenal lebih dekat selama ini kan sudah bekerja sama 5 tahun di kabinet, dan kalau kemudian hampir separuh atau 16 itu kan besar sekali itu untuk sustainability atau keberlanjutan,” kata Surokim, Jumat (18/10/2024), seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Baca Juga: Kode Ada 46 Kementerian di Kabinet Prabowo, JK: Itu Hak Prerogatif, Kita Evaluasi Setahun Kemudian
Selain itu, kata dia, Prabowo seperti ingin langsung tancap gas usai nanti resmi menjabat sebagai Kepala Negara.
“Ya tentu kalau dilihat dari itu, Pak Prabowo sih pengennya proses adaptasinya tidak terlalu lama, sehingga bisa langsung ngegas karena kan sudah berpengalaman menteri-menterinya di kabinet yang kemarin,” katanya.
Surokim mengatakan yang menjadi sorotan publik ialah Prabowo mempertahankan menteri-menteri bidang ekonomi terdahulu seperti calon Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang dibantu dua wakil calon Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dan Thomas Djiwandono. Ada juga Airlangga Hartarto dan Bahlil Lahadalia.
Baca Juga: Keberlanjutan, Ini Daftar 17 Menteri Jokowi yang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran
“Situasi sekarang ini, kan, situasi yang orang bilang tingkat kompleksitasnya tinggi, uncertain-nya tinggi, kemudian tim ekonomi lama ini dianggap sudah mengenal betul medan laganya, kan tidak mudah membaca pasar itu dengan tokoh-tokoh baru,” katanya.
Surokim menilai tim ekonomi tersebut dianggap berhasil membawa pertumbuhan ekonomi secara positif, meskipun sempat diguncang pandemi Covid-19 tapi tetap tumbuh positif di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia.
Oleh karena itu, menurut dia, Prabowo tetap mempercayai tim ekonomi lama itu untuk menangani ekonomi Indonesia.
“Menyangkut kondisi ekonomi kita yang sedang tumbuh, walaupun dalam situasi yang sulit, saya kira pandemi itu juga menjadi ujian, batu ujian yang luar biasa bagi timnya Bu Sri Mulyani yang nyatanya harus diakui tangguh bisa melewati situasi sulit itu."
“Nah kalau situasi sulit saja bisa dilewati berarti ya kiranya kalau situasinya normal kan jauh lebih hebat. Saya membacanya lebih karena Pak Prabowo melihat tim ekonomi berdasarkan pengalaman menghadapi situasi Covid dan uncertain (ketidakpastian, red) yang kemarin itu dianggap berhasil sehingga harapannya itu bisa moncer lagi dalam situasi yang normal,” imbuhnya.
Baca Juga: Pembekalan Calon Menteri Prabowo, Raden Pardede: Prabowo Ingin Indonesia Tidak Dikecilkan | ROSI
Ia menambahkan, masuknya sejumlah menteri lama era Presiden Jokowi dan nama-nama dari luar Koalisi Indonesia Maju (KIM) sebagai upaya Prabowo merangkul semua pihak demi menjaga stabilitas politik dan agar keamanan nasional tetap kondusif.
“Dan saya kira memang sejak awal Pak Prabowo pun mencoba untuk merangkul semua pihak, menitikberatkan kepada stabilitas itu sebagai prioritas utama sehingga komunikasi politik sekarang ini kan mendasar kepada banyak kawan yang ingin dirangkul semua,” katanya.
Sumber : Kompas TV, Tribunnews.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.