JAKARTA, KOMPAS.TV – Pihak Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) maupun Prabowo Subianto sama-sama menunjukkan gestur saling membuka pintu untuk berkoalisi.
Analisis itu disampaikan oleh pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi dalam dialog Kompas Petang, Kompas TV, Rabu (9/10/2024).
Dalam dialog tersebut, Burhanudin menjawab pertanyaan mengenai pertemuan Prabowo dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan rencana pertemuan Prabowo dengan Megawati Soekarnoputri.
Baca Juga: Mensesneg Pratikno Sebut Jokowi Sudah Mulai Berkemas Jelang Purnatugas
“Persisnya saya tidak tahu apakah menyangkut pembicaraan berkaitan dengan rencana pertemuan Pak Prabowo dan Ibu Mega,” ucapnya saat ditanya mengenai pertemuan Jokowi dan Prabowo pada Selasa malam.
Ia mengingatkan bahwa ada semacam gestur dari kubu PDIP maupun Prabowo yang menunjukkan saling membuka pintu.
“Jangan lupa, ada semacam gestur dari kedua belah pihak, dari PDI Perjuangan maupun dari Pak Prabowo, untuk membuka pintu.”
“Pertama, dari PDI Perjuangan, dalam rakernas terakhir, Bulan Mei, itu tidak menyebut secara eksplisit untuk menjadi partai oposisi. Artinya PDI Perjuangan masih membuka opsi untuk menjadi bagian dari pemerintahan Pak Prabowo,” bebernya.
Sementara, dari kubu Prabowo, dalam hal ini Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) juga menunjukkan gestur yang tidak jauh berbeda.
“Kedua, gestur juga disampaikan oleh Gerindra, terbukti Mbak Puan masih menjadi Ketua DPR, sesuai dengan UU MD3 yang lama.”
“Tentu buat Pak Prabowo bisa saja mengubah UU MD3 seperti yang dilakukan oleh Koalisi Merah Putih pada tahun 2014, dan akibatnya PDI Perjuangan tidak mendapatkan jatahnya sebagai Ketua DPR, dan itu tidak dilakukan oleh Pak Prabowo,” ungkap Burhanuddin.
Baca Juga: Pertemuan Jokowi-Prabowo Jelang Pelantikan Presiden, Pengamat Politik: Tepis Isu Renggang
Ia menegaskan, gestur masing-masing pihak menunjukkan bahwa mereka masih saling membuka diri untuk berkoalisi.
“Jadi, masing-masing ada gestur yang menunjukkan saling membuka diri untuk berkoalisi, tetapi ada Pak Jokowi, yang kita tahu punya saham besar dalam proses pemenangan Pak Prabowo,” katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.