JAKARTA, KOMPAS.TV - Fenomena hari tanpa bayangan, atau kulminasi, diprediksi akan melanda wilayah Pulau Jawa pada pekan ini, tepatnya mulai tanggal 8 hingga 14 Oktober 2024.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa kulminasi adalah peristiwa ketika Matahari berada di titik tertinggi di langit.
Saat deklinasi Matahari sejajar dengan lintang tempat pengamat berada, fenomena ini disebut Kulminasi Utama.
Ketika kulminasi berlangsung, Matahari akan berada tepat di atas kepala pengamat, menyebabkan bayangan benda yang tegak tampak menghilang karena bayangan tersebut jatuh tepat di bawah objeknya.
Oleh karena itu, momen ini juga dikenal sebagai hari tanpa bayangan.
Menurut BMKG, fenomena ini terjadi karena bidang rotasi Bumi dan bidang revolusinya (yang disebut ekliptika) tidak berimpit sempurna.
Hal ini membuat posisi Matahari dari Bumi terus berubah sepanjang tahun antara 23,5° lintang utara dan 23,5° lintang selatan. Gerakan ini disebut sebagai gerak semu Matahari.
Pada tahun 2024, Matahari melewati garis khatulistiwa pada 20 Maret pukul 10.06 WIB dan 22 September pukul 19.43 WIB.
Baca Juga: BMKG: Waspadai Potensi Gelombang Tinggi di Perairan Utara Sabang dan Barat Aceh 4-5 Oktober 2024
Selain itu, Matahari mencapai titik balik utara pada 21 Juni pukul 03.50 WIB dan titik balik selatan pada 21 Desember pukul 16.20 WIB.
Fenomena ini menjadi bagian dari siklus tahunan pergerakan Matahari yang selalu terjadi.
Adapun Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Ida Pramuwardani menjelaskan lebih rinci, hari tanpa bayangan adalah fenomena saat Matahari di posisi tertinggi di langit.
"Deklinasi Matahari dan bidang ekuator Bumi akan sejajar dengan lintang pengamat. Fenomena ini disebut dengan kulminasi utama, dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan," ujar Ida Selasa (1/10/2024). Dikutip dari Kompas.com.
Pada saat itu terjadi, Matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat. Hal ini menyebabkan bayangan benda tegak tampak menghilang, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
Ida mengatakan, saat hari tanpa bayangan terjadi, Matahari akan memancarkan sinar dengan intensitas maksimum. Kendati begitu, tingginya paparan sinar Matahari tidak memengaruhi perubahan suhu menjadi semakin panas.
"Intensitas ini tidak serta merta memengaruhi kenaikan suhu signifikan di permukaan Bumi, terutama di wilayah yang mengalami hari tanpa bayangan," terang Ida.
Hal itu karena kenaikan suhu disebabkan oleh banyak faktor, seperti tutupan awan, kelembapan, dan jumlah potensi awan hujan.
Baca Juga: Peringatan Dini BMKG 6-7 Oktober 2024, Waspada Gelombang Tinggi dan Hujan di Wilayah Perairan Ini
Sumber : bmkg.go.id, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.