JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan Bibit Siklon Tropis 93W yang terpantau di Laut China Selatan.
Hal tersebut diketahui dari unggahan akun Instagram resmi BMKG, @infobmkg, pada Senin (23/9/2024). Bibit siklon Tropis 93W terpantau dengan kecepatan angin maksimum 20 knots (32 kilometer/jam) dan tekanan udara minimum 1003 hPa.
BMKG memprediksi Bibit Siklon Tropis 93W diperkirakan bergerak ke arah utara-timur menuju daratan China.
“Dalam 24 jam ke depan (Selasa), bibit siklon tropis 93W berpeluang rendah untuk menjadi siklon tropis,” tulis BMKG.
Baca Juga: Detik-Detik Tentara Israel Gerebek Kantor Berita Al Jazeera di Tepi Barat
Lebih lanjut, BMKG memperkirakan Bibit Siklon Tropis 93W memiliki dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia berupa hujan sedang-lebat.
Wilayah yang berpotensi dilanda hujan sedang hingga lebat dalam 24 jam ke depan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Melansir laman bmkg.go.id, BMKG memprediksi puncak musim hujan di Indonesia bagian barat akan terjadi pada November - Desember 2024.
Hal itu disampaikan oleh Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers yang dilakukan secara daring, Kamis (19/9).
Ia menyampaikan wilayah yang akan mengalami puncak musim hujan pada November-Desember 2024 adalah sebanyak 303 Zona Musim atau 43,4 persen dari total Zona Musim yang meliputi Pulau Sumatra, pesisir selatan Jawa, dan Kalimantan.
Meski begitu, Dwikorita mengatakan terdapat pula sebanyak 250 Zona Musim atau 35,8 persen dari zona musim yang diprediksi akan mengalami puncak musim hujan pada Januari-Februari 2025 yaitu meliputi Lampung, Pulau Jawa bagian Utara, sebagian kecil Pulau Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan sebagian besar Papua.
Baca Juga: Penemuan 7 Jenazah di Kali Bekasi, 9 Polisi Diperiksa Propam
Ia berharap masyarakat dapat memitigasi potensi bencana hidrometeorologi dengan cara terus mengikuti perkembangan informasi cuaca dan iklim BMKG yang disampaikan melalui berbagai kanal, mulai dari media sosial hingga media massa.
"Kami menghimbau kepada masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi selama musim hujan," ujar Dwikorita.
Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, mengatakan bahwa musim hujan akan datang lebih awal yang disebabkan antara lain oleh kondisi suhu muka laut Indonesia yang saat ini terpantau cukup hangat.
"Kalau kita lihat di wilayah Indonesia ini kondisi suhu muka lautnya cukup hangat. Kondisi tersebutlah yang menyebabkan mayoritas daerah zona musim memasuki awal musim hujannya lebih awal," tuturnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.