JAKARTA, KOMPAS.TV – Usai pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Pemimpin Negara Vatikan Paus Fransiskus, kedua negara berpotensi mempromosikan satu agenda yang sangat penting, yakni dialog antar-iman.
Pendapat itu disampaikan oleh Alexius Jemadu, Guru Besar Politik Internasional Universitas Pelita Harapan (UPH) dalam Breaking News, Kompas TV, Rabu (4/9/2024).
“Saya lihat Indonesia dan Vatikan berpotensi untuk mempromosikan satu agenda yang sangat penting, yaitu dialog antar-iman,” ucapnya menjawb pertanyaan mengenai akankah ada kerja sama yang lebih rekat antardua negara.
“Itu adalah kontribusi Indonesia yang nyata, dan di hadapan dunia internasional saat ini, yang meliput acara ini, pertemuan dua pemimpin ini, Indonesia mempunyai kredensial, Indonesia punya rekam jejak sebagai suatu negara yang berhasil mengelola keberagamannya.”
Baca Juga: Paus Fransiskus Nilai Indonesia Negara Luar Biasa, Ajak Lawan Ekstremisme dan Intoleransi
Menurut Alexius, itu merupakan kontribusi Indonesia untuk membangun perdamaian ke depan.
“Jadi Indonesia ini sudah menjadi mitra dari Vatikan untuk mempromosikan dialog antar-iman. Ini adalah modal bagi kita, karena kekuatan kita diakui dunia internasional.”
“Tinggal sekarang bagaimana kebijakan luar negeri Indonesia mempromosikan kekuatan kita itu,” tambahnya.
Sebab, kata dia, Indonesia dibutuhkan di dunia, termasuk di Asia Tenggara, Timur tengah, bahkan seluruh dunia secara global, dan Indonesia mampu memberi kontribusi itu.
“Kita sudah melakukannya dan juga diakui oleh pemimpin dunia seperti Paus Fransiskus ini. Nah ini harus kita kapitalisasi pengakuan dunia ini supaya kontribusi Indonesia bagi perdamaan dunia menjadi lebih nyata lagi.”
Ia juga menggarisbawahi pernyataan Paus Fransiskus bahwa Indonesia berpotensi memberikan kontribusi yang signifikan bagi dunia.
“Kenapa? Karena kita sudah mempraktikkannya di dalam negeri. Keragaman kita, persaudaraan kita, berdasarkan ideologi pancasila, toleransi beragama yang kita lakukan. Ini dibutuhkan oleh dunia.”
“Indonesia sejak era Soekarno sudah diakui sebagai negara berkembang yang mempunyai peran penting. Kita jadi tuan rumah Konferensi Asia-Afrika, dan kita juga punya kredensial sebagai negara non-blok,” tuturnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.