JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab suhu panas di Pulau Jawa akhir-akhir ini.
Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo mengatakan kenaikan suhu di Jawa, khususnya, Jawa Tengah, beberapa hari ke belakang dipengaruhi oleh musim kemarau.
Hal itulah yang yang membuat sinar radiasi sinar Matahari masuk ke permukaan Bumi tanpa halangan awan. Kondisi tersebut menyebabkan suhu mengalami peningkatan, terutama pada siang hari.
Selain itu, panasnya suhu di Jawa disebabkan oleh posisi semu Matahari yang saat ini bergerak dari belahan Bumi utara (BBU) dan mulai mendekati khatulistiwa.
Baca Juga: Deltras FC Kontrak 33 Pemain untuk Bertanding di Liga 2, Mulai dari Senior hingga 3 Asal Brazil
Yoga memperkirakan, Matahari berada tepat di khatulistiwa pada Senin (23/9/2024). Kondisi ini berpotensi memicu kenaikan suhu di Jawa.
“Mencapai suhu maksimum sekitar Oktober saat posisi kulminasi Matahari tepat di atas garis lintang yang sejajar dengan pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah,” kata Yoga, Selasa (3/9/2024), dikutip dari Kompas.com.
Dia menambahkan, wilayah Jawa yang saat ini mengalami suhu paling panas berada di Jawa Tengah bagian utara.
Selain itu, wilayah pesisir dan Jawa Tengah bagian timur yang mengalami hari tanpa hujan selama lebih dari 60 hari juga mengalami kondisi serupa.
Hasil monitoring hingga Agustus dasarian III, BMKG mengatakan 64% Zona Musim di wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau.
Wilayah yang sudah masuk musim kemarau meliputi Aceh, sebagian Sumatera Utara, Riau, sebagian Bengkulu, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Maluku, dan sebagian Papua Selatan.
Baca Juga: Simak Jadwal Liga 2 Mulai 7 September, Wasit Jalani Kursus: akan Gunakan VAR Seperti Liga 1?
Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis: berlaku untuk Dasarian I (tanggal 1-10) September 2024 pada klasifikasi:
Waspada: beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Maluku;
Siaga: beberapa kabupaten di Provinsi Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara;
Awas: beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Sumber : Kompas TV, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.