Kompas TV nasional peristiwa

Hubungan Jokowi dan Prabowo Diisukan Retak, Istana: Ada Upaya Ganggu Agenda Keberlanjutan

Kompas.tv - 26 Agustus 2024, 11:55 WIB
hubungan-jokowi-dan-prabowo-diisukan-retak-istana-ada-upaya-ganggu-agenda-keberlanjutan
Jokowi dan Prabowo (Sumber: Dokumentasi/Sekretariat Presiden)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Istana mengatakan ada yang berupaya untuk mengganggu jalannya keberlanjutan pemerintahan dari Presiden Jokowi kepada presiden terpilih Prabowo Subianto.

Hal tersebut ditandai dengan adanya politik adu domba dalam isu keretakan hubungan Presiden Joko Widodo dengan Prabowo Subianto.

Demikian Staf Khusus Presiden, Juri Ardiantoro dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas TV, Senin (26/8/2024).

“Jika ada mengadu domba dengan nyata-nyata mengatakan hubungan Presiden Joko Widodo dan presiden terpilih saat ini retak adalah upaya mengganggu agenda keberlanjutan pemerintahan,” kata Staf Khusus Presiden, Juri Ardiantoro, Senin (26/8/2024).

Baca Juga: Jokowi Resmikan SPAM di Bandar Lampung yang Kualitasnya Disebut Lebih Baik dari Air Kemasan

Sebab, kata Juri, Presiden Jokowi sedang berupaya meletakkan pondasi kuat untuk memuluskan transisi pemerintahannya kepada presiden terpilih sebagai fokus utama. Di samping memberikan tempat dan kesempatan yang luas bagi Prabowo untuk mulai menyusun agenda strategis.

Maka itu, Juri pun mempertanyakan di mana letak keretakan hubungan Presiden Jokowi dengan Prabowo.

“Di mana letak keretakannya? Itulah yang menjadi menjadi pertanyaan Pak Prabowo. Presiden terpilih tegas menampik berbagai spekulasi, rumor bahkan upaya-upaya politik yang bertujuan mengadu domba dengan Presiden Joko Widodo,” kata Juri.

Baca Juga: Pengamat Analisis Anies Bersama PDIP: Jadi Kekuatan Cukup Unik, tapi Bisa Juga Bunuh Diri

Juri lebih lanjut pun menegaskan kepada pihak yang mencoba melakukan politik adu domba kepada Presiden Jokowi dan Prabowo untuk berhenti. Sebab narasi tersebut berpotensi memecah belah bangsa.


“Politik adu domba itu politik usang sangat tidak disukai oleh masyarakat kita. Jadi, berhentilah membangun narasi dan spekulasi yang bersifat pecah belah kita sebagai bangsa,” kata Juri.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA


Sulawesi

Banjir Rendam 12 Kecamatan di Maros

22 Desember 2024, 23:51 WIB

FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x