Kompas TV nasional politik

Politikus PKB Buka Suara soal Kasus Ronald Tannur: Kita Tidak akan Pernah Memberi Perlindungan

Kompas.tv - 31 Juli 2024, 11:08 WIB
politikus-pkb-buka-suara-soal-kasus-ronald-tannur-kita-tidak-akan-pernah-memberi-perlindungan
Rapat audiensi Komisi III DPR bersama keluarga korban kasus Ronald Tannur, almarhum Dini Sera Afrianti, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/7/2024). (Sumber: Kompas.tv/Ant/Melalusa Susthira K)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV  - Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Heru Widodo mendorong Mahkamah Agung (MA) dan Komisi Yudisial (KY) memeriksa majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya yang menjatuhkan vonis bebas kepada Ronald Tannur.

Diketahui, Ronald Tannur merupakan anak dari kader PKB Edward Tannur.

Adapun baru baru ini, majelis hakim menjatuhkan vonis bebas pada Ronald atas kasus dugaan pembunuhan terhadap eksihnya Dini Sera Afrianti.

"Kita harus meminta kepada MA kepada KY untuk memeriksa hakim yang memberikan keputusan bebas kepada tersangka," ujar Heru yang juga Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKB, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/7/2024).

Heru berpendapat, hakim tidak menjadikan pasal tentang pembunuhan dan penganiayaan sebagai pertimbangan putusan.

Baca Juga: Edward Tannur Dinonaktifkan PKB dari Komisi IV DPR Buntut Anaknya Aniaya Wanita hingga Tewas

"Ada lagi pasal yang orang dengan tidak sengaja atau namanya telah menghilangkan nyawa seseorang ini juga tidak digunakan," tambahnya, dikutip Tribunnews.com.

Dalam kesempatan itu, ia juga menegaskan bahwa PKB telah menonaktifkan Edward Tannur dari keanggotaan partai maupun dari keanggotaannya di DPR RI.

"Saudara Edward Tannur sebagai orang tuanya (Ronald Tannur) sudah dinonaktifkan dari partai juga sekaligus dinonaktifkan dari DPR RI," tegasnya di hadapan ayah dan adik korban saat mengadu ke Komisi III DPR.

Penonaktifan ini, lanjut Heru, merupakan komitmen PKB untuk tidak memberikan perlindungan bagi keluarga pelaku.

"Kita tidak akan pernah mentolerir dan tidak akan pernah memberikan perlindungan," ujar Heru.

Diberitakan Kompas.tv sebelumnya, Majelis Hakim PN Surabaya menjatuhkan vonis bebas untuk Ronald Tannur, pelaku penganiayaan.

Sebelum divonis bebas, jaksa menuntut agar Ronald dihukum 12 tahun penjara atas dugaan pembunuhan terhadap Dini.

Baca Juga: Anggota DPR Edward Tannur Tak akan Intervensi Hukum soal Kasus Anaknya Aniaya Pacar hingga Tewas

Namun, hakim menganggap seluruh dakwaan jaksa gugur lantaran selama persidangan tidak ditemukan bukti yang meyakinkan.

"Sidang telah mempertimbangkan dengan seksama dan tidak menemukan bukti yang meyakinkan terdakwa bersalah seperti yang didakwakan," demikian keterangan Majelis Hakim, Erintuah Damanik, Rabu (24/7), di persidangan.


 




Sumber : tribunnews.com




BERITA LAINNYA


Berita Daerah

Razia Izin Penjualan Petasan

22 Desember 2024, 17:36 WIB

FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x