JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mencatat ada sebanyak 2.112 kasus bunuh diri di Indonesia selama 11 tahun terakhir sejak 2013.
Dari jumlah itu, sebanyak 46,63% atau 985 kasus dilakukan oleh remaja.
Sementara itu, Survei I-NAMHS 2022 mengungkapkan sebanyak 1,4% remaja Indonesia memiliki ide bunuh diri.
Kemudian, sebanyak 0,5% membuat rencana bunuh diri, dan sebanyak 0,2% mencoba bunuh diri.
Yurika Fauzia Wardani selaku Peneliti Muda Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi, OR.Kesehatan BRIN menyampaikan bahwa maraknya kasus bunuh diri di kalangan muda disebabkan oleh tekanan akademis dan tekanan sosial.
Ia mencontohkan tekanan sosial tersebut seperti harapan-harapan orang sekitar tentang prestasi akademis dan pencapaian di usia muda.
"Kemudian ada juga perubahan hormon dan emosi, yang ada pada remaja, lalu ada permasalahan keluarga serta cyber bullying," kata Yurika, Kamis (25/7/2024) dalam acara Webinar tentang Fenomena Banyaknya Bunuh Diri di Usia Produktif, yang digelar oleh BRIN.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Yurika, aksi nekat bunuh diri lebih sering ditemukan pada jenis kelamin laki-laki. Namun, keinginan bunuh diri lebih banyak ditemukan di perempuan.
"Kok bisa laki-laki? Ternyata, norma sosial dan budaya patriarki Indonesia itu menuntut laki-laki lebih tegar, lebih kuat, dan lebih kuat menghadapi masalah. Akibatnya, laki-laki enggan meminta pertolongan ketika mereka butuh. Kemudian laki-laki cenderung memilih metode bunuh diri dengan cara tragis."
"Keinginan untuk bunuh diri itu kebanyakan ditemukan di wanita, tapi kalau tingkat keberanian lebih tinggi di laki-laki," lanjutnya.
Baca Juga: Penjelasan Lengkap TNI AL, Atas Meninggalnya Lettu Eko yang Diduga Bunuh Diri
Akibat budaya patriarki tersebut, Yurika mengatakan laki-laki sering merasa tidak didukung dan hidup sendiri ketika ada masalah.
Selain itu, tingkat angka bunuh diri juga lebih banyak ditemukan di kalangan mahasiswa.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo, Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama), Yogyakarta, sekaligus mantan Gubernur Jawa Tengah, menyampaikan kekhawatirannya mengenai krisis kesehatan mental yang kini melanda Indonesia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.