JAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menegaskan tidak akan meminta maaf sebagaimana permintaan Iptu Rudiana dalam somasi terbuka yang disampaikan melalui kuasa hukumnya.
Dedi Mulyadi merasa videonya yang berisi keterangan dari Dede, saksi palsu kasus tewasnya Vina dan Eky tidak salah.
Hal tersebut disampaikan Dedi Mulyadi didampingi Otto Hasibuan pada Senin (22/7/2024).
“Sebenarnya kalau kita mau bicara jujur, yang harus disomasi itu yang kesurupan, yang kesurupan harus disomasi, kenapa Anda harus kesurupan? Bahwa peristiwa ini pembunuhan kan dari kesurupan, peristiwa ini dianggap pembunuhan kan dari kesurupan, sampai menyebut nama Egi, diperkosa ya, kemungkinan ada 11 (tersangka), kenapa yang kesurupannya nggak dihadirkan untuk di-BAP (Berita Acara Pemeriksaan, -red)?” kata Dedi.
“Kalau saya sih tetap minta maaf, maafin aku deh kalau ada ucapan aku yang nggak berkenan, nggak apa-apa kan takut ada ucapan yang dianggap kasar, ucapan saya yang dianggap tidak berkenan. Itu saja. Tapi kalau minta maaf karena menayangkan ini, saya kan hanya merekam kata Dede,” ucap Dedi.
Baca Juga: Hasil Pertemuan Surya Paloh dengan Putra Jokowi, Willy: Kaesang Mantap Berkontestasi di Luar Jakarta
Dedi pun menceritakan bagaimana awal mula dirinya bertemu dengan Dede yang selama ini menjadi sosok dipertanyakan dalam kasus tewasnya Vina-Eky. Menurut Dedi, pertemuannya dengan Dede dimulai dari kakak Dede yang menemui dirinya.
“Saya ceritakan kronologis, ya. Yang pertama itu, kakaknya Dede datang ke rumah saya minta bertemu, tetapi tidak boleh ada rekaman apa pun dan saya bersedia untuk menerimanya bicara, mendengarkan apa yang terjadi,” jelas Dedi.
“Nah, setelah kakaknya datang menyampaikan, datangnya itu hari Sabtu ya, hari Sabtu datang ketemu saya jam 9 pagi. Nah, kemudian saya nanya balik, Dedenya di mana? Dedenya sekarang lagi kuli bangunan di BSD Tangerang, videocall.”
Kemudian Dedi mengambil langkah cepat bertemu Dede yang tengah berada di BSD dengan meminta kepada timnya untuk menjemput.
“Saya ini orangnya itu selalu ingin mengambil tindakan cepat, karena bagi saya, 1 detik, 1 menit itu kesaksian penting, dan 1 detik, 1 menit ancaman berbahaya, sehingga pada waktu itu juga Dede saya jemput, tim saya jemput, kemudian nggak usah takut urusan kuli, di tempat saya kulian banyak, Dede tenang saja,” ujar Dedi.
Baca Juga: Kejagung Siapkan 30 Jaksa Hadapi Kasus Korupsi Timah
Setelah bertemu, Dedi mengatakan Dede kemudian membuat pengakuan untuk konten di channel Youtube.
Dedi memastikan tidak ada rekayasa apa pun karena keterangan yang disampaikan Dede diklaimnya keluar secara alamiah.
“Ketemu saya, setelah ketemu saya, langsung tidak ada blak-blak, saya jalan, Dede jalan itu langsung ketemu dan langsung yang saya rekam. Jadi apa yang tayang di media, channel Youtube saya, nggak ada itu rekayasa, semuanya lahir secara alamiah, tidak ada rencana apa pun,” ujar Dedi.
“Dia bercerita dan saya ganti-ganti tepat karena waktu itu ada pengajian, jadi suaranya kurang terekam. Nah, Dede bercerita apa pun, maka saya menyampaikan tidak ada satu detik pun yang dipotong dan tidak ada kalimat tambahan yang dibuat, itu ciri khas channel yang saya buat.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.