Kompas TV nasional politik

Megawati: Berpolitik sebagai Dedikasi Bangsa dan Negara Tidak Perlu Teori yang Muluk-Muluk

Kompas.tv - 5 Juli 2024, 13:09 WIB
megawati-berpolitik-sebagai-dedikasi-bangsa-dan-negara-tidak-perlu-teori-yang-muluk-muluk
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri saat berpidato di Sekolah Partai PDIP, Jumat (5/7/2024). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyebut berpolitik sebagai dedikasi bangsa dan negara tidak memerlukan teori yang muluk-muluk.

Pernyaaan Megawati tersebut ia sampaikan dalam pidatonya di Sekolah Partai PDIP, umat (5/7/2024).

Menurut Megawati, untuk mencintai tanah air ini kader PDIP harus mengeti makna dari Indonesia raya.

“Kalau kalian cinta tanah air ini, kalau kalian cinta republik ini, maka kamu harus ngerti yang namanya Indonesia raya itu maknanya apa, hayo. Kalau nggak ngerti, out, nggak usah lagi masuk PDI Perjuangan,” ucapnya.

Ia berharap PDIP menggumpal menjadi satu kekuatan yang dapat terlihat dari dalam maupun luar partai.

Baca Juga: Ada Usulan Dukung Anies di Pilkada Jakarta, Hasto: Tunggu Arahan Megawati

“Saya mau PDI Perjuangan itu menggumpal menjadi satu kekuatan yang di dalam dan di luar itu akan terlihat. Bagaimana sih, masa jadi yang namanya mlehek,” lanjutnya.

“Saudara-saudara sekalian, berpolitik sebagai dedikasi bangsa dan negara sebenarnya tidak memerlukan teori yang muluk-muluk, tapi apa sih? Malakukannya.”

Oleh sebab itu, lanjut Megawati, ia berulang kali menyampaikan, hanya ada satu cara untuk melakukannya, yakni dengan terjun langsung ke tengah masyarakat.

“Makanya saya selalu bilang nggak ada jalan lain, turun ke bawah, ketemu akar rumput.”

“Jadi apa? Jadi kalau saripati tiga stanza (Lagu Indonesia Raya) itu sudah bisa menjadi landasan dan juga semangat yang kuat tentang apa yang harus kita lakukan sebagai sebuah bangsa merdeka,” jelasnya.

Dalam pidatonya, ia juga menyebut bahwa saat ini PDIP sudah besar dan banyak yang berminat masuk menjadi kader.

“Nah, sekarang PDI ke PDI Perjuangan sudah gede, banyak yang mau masuk, tetapi tidak jiwanya.  Tidak dengan cara apa yang seharusnya menjadi orang partai,” tambahnya.

Baca Juga: Soal Maju di Pilkada Jabar, Susi Pudjiastuti Bakal Minta Saran Jokowi hingga Megawati

Pesan kebangaan yang terdapat dalam lagu Indonesia Raya tersebut, kata Mega semakin meyakinkan dirinya bahwa Indonesia memang lahir dengan sebenarnya sebuah konsepsi yang sudah sangat lengkap sebagai negara paripurna.

“Saya kan bilang, mau cari apa lagi sih? Saya ngomong sama Pak Jokowi, kalian pemimpin itu harus menjalankan apa yang dipikirkan dan dituliskan oleh para pendiri bangsa, bukan kita bikin versi-versi.”

“Kalau sekarang saya lihat, pemimpin bikin versi. Aneh. Lha mbok yang ada saja dijalanin, susah banget,” tuturnya.


 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x