Kompas TV nasional peristiwa

Jika Ada Jemaah Haji yang Belum Terima Smart Card, Ini Rencana Darurat dari Kemenag

Kompas.tv - 13 Juni 2024, 14:19 WIB
jika-ada-jemaah-haji-yang-belum-terima-smart-card-ini-rencana-darurat-dari-kemenag
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) kembali mengingatkan jemaah agar senantiasa membawa identitas pengenal sebagai jemaah haji selama di Tanah Suci yaitu kartu dan gelang identitas, visa haji, paspor, serta pengenal diri lainnya ketika ke luar hotel atau ke Masjidil Haram. (Sumber: Kementerian Agama RI)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Iman Firdaus

MEKAH, KOMPAS.TV - Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan rencana darurat terkait keterlambatan distribusi smart card atau kartu nusuk bagi jemaah haji Indonesia. 

Kemenag menyebut sebanyak 13 ribu kartu nusuk yang belum sampai tidak akan menghalangi jemaah masuk ke Arafah pada puncak haji 9 Djulhijah 1445 H atau 14 Juni 2024.

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas memastikan seluruh jemaah haji Indonesia bisa melaksanakan ibadah pada saat puncak haji nanti di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. 

Menurutnya, Kemenag akan menerapkan skema manual jika kartu nusuk tidak kunjung diterima oleh jemaah.

"Kita akan terapkan skema manual, kita enggak mau itu (jemaah yang tak dapat smart card tak bisa masuk Arafah)," ujar Yaqut ditemui tim Media Center Haji (MCH) 2024, usai rapat koordinasi dengan tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI, Rabu (12/6/2024), dikutip dari Tribunnews.

Yaqut menambahkan, pihaknya terus menagih pihak Mashariq yang bertanggung jawab terhadap distribusi kartu nusuk kepada jemaah.

“Mereka janjinya besok (hari ini-red). Kita juga akan cek ke jemaah, bisa jadi ada yang tercecer dan ketinggalan, itu harus diganti karena sangat berisiko,” katanya.

Baca Juga: Jelang Puncak Haji, Aktivitas di Masjidil Haram Mulai Dibatasi

Apabila sampai hari H jemaah belum juga mendapat kartu nusuk, menurut Yaqut, ada alternatif pemeriksaan dokumen secara manual.

“Skema manual akan menjadi back up. Arab Saudi sangat terbuka, komunikasi lancar, telepon pasti diangkat dan WA dibalas menteri haji,” ucapnya.

Di hadapan tim Timwas DPR, Yaqut menjelaskan bahwa skema manual yang dimaksud adalah pemeriksaan berbasis paspor atau visa. 

Selain itu, pihak Kemenag dan Mashariq juga akan menutup celah bagi penumpang gelap, yaitu mereka di luar jemaah haji legal yang menyusup tanpa nusuk.

Bus yang datang untuk mengangkut penumpang wajib dalam kondisi kosong dan hanya mengangkut jemaah resmi saja. 

"Jika ada penumpang sebelumnya, maka patut diduga di dalam bus itu ada jemaah ilegal tanpa visa resmi," tutur Yaqut.

Pada Senin (10/6/2024) lalu, pihak Mashariq telah menunjukkan simulasi pemberangkatan jemaah ke Arafah. 

Dalam simulasi tersebut, kartu nusuk jemaah dipindai oleh petugas Mashariq sebelum jemaah masuk ke bus. Setelah bus terisi oleh jemaah dengan kartu nusuk yang sudah dipindai, bus kemudian disegel dengan stiker barcode.

Baca Juga: Potret Suasana Masjidil Haram Jelang Puncak Haji 2024


 



Sumber : Tribunnews



BERITA LAINNYA



Close Ads x