Kompas TV nasional rumah pemilu

Pengamat: Tidak Ada Parpol yang Punya Golden Tiket untuk Pilkada Jakarta

Kompas.tv - 12 Juni 2024, 09:54 WIB
pengamat-tidak-ada-parpol-yang-punya-golden-tiket-untuk-pilkada-jakarta
Pengamat politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menyebut cawe-cawe Presiden Jokowi memiliki unsur politik praktis yang kuat, Kamis (1/6/2023) di Kompas Petang, Kompas TV. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pengamat Politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam sebut tidak ada satu pun partai politik yang memiliki golden tiket untuk bisa mengusung calonnya pada Pilkada Jakarta.

Hal tersebut disampaikan Umam dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Rabu (12/6/2024).

“Ini sebuah realitas politik karena memang bagaimana pun juga tidak ada partai politik yang memiliki golden tiket untuk mengusung calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pilkada yang akan datang,” ucapnya.

Di samping itu, kata Umam, konstelasi di Pilpres 2024 tereplikasi di dalam pertarungan Pilkada November 2024.

“Maka ini yang kemudian harus dihitung betul. Memang berbagai kemungkinan bisa terjadi, misalnya belakangan ini kan agak unik, bagaimana kemudian teman-teman PDI-P menyanjung Mas Anies, itu dalam catatan Sejarah 5-7 tahun belakangan sangat jarang terjadi, tetapi kemudian memunculkan statement-statement itu seolah menjadi sinyal,” ujarnya.

Baca Juga: Pakar: PKB Tak Harus Paksa Marzuki Mustamar Jadi Cagub Jatim, Elektabilitasnya Tidak Sampai 1 Persen

“Yang kemudian memungkinkan adalah apakah ini bisa terjadi, dalam konteks melting point kepentingan, bisa jadi iya.”

Sebab dalam konteks Pikada, PDI-P dan PKS kemungkinan berada di luar koalisi dan memiliki kepentingan yang sama untuk berhadap-hadapan di Pilkada.

“Tetapi yang kemudian menjadi tantangan adalah  Mas Anies tidak menjadi representasi dari kekuatan partai politik, sementara syarat 20 persen dukungan threshold itu real,” ujar Umam.

“Yang kedua karakter basis pemilih loyal di PDI-P dan juga di PKS itu sangat berbeda, masing-masing memiliki basis kekuatan yang cukup kuat, cukup solid, tapi dipisahkan oleh perbedaan ideologis.”

Baca Juga: Dicopot dari Ketua PWNU Jatim oleh PBNU, Kini Marzuki Mustamar Didorong PKB Maju Pilgub Jatim

Oleh karena itu, dia menuturkan jika kekuatan PDI-Perjuangan dan PKS dipertemukan pada Pilkada Jakarta menjadi ancaman yang harus diantisipasi oleh kedua belah pihak. situasinya sangat lain, sangat berbeda,”

“Ini yang harus dihitung betul,” katanya.


 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x