JAKARTA, KOMPAS.TV - Gerak cepat Presiden Jokowi dalam membangun Ibu Kota Nusantara, walaupun masa jabatan sebagai presiden tidak lama lagi, dinilai sebagai indikasi ketidapercayaannya kepada presiden berikutnya.
Hal itu disampaikan oleh ekonom dari Universitas Paramadina Wijayanto Samirin yang disampaikan dalam program Sapa Pagi, Kompas TV, Kamis (6/6/2024).
Baca Juga: Pengamat Sebut Investor akan Datang ke IKN Jika Infrastrukturnya Sudah Siap
"Presiden Jokowi ingin menunjukkan bahwa IKN sidik jarinya. Dia yang menginisiasi dan dia yang tinggal pertama," katanya.
Namun, kata Wijayanto, ada yang unik dari cara Jokowi ngebut melanjutkan program pembangunan IKN di masa akhir pemerintahannya itu. Sebab di akhir masa jabatan, bukannya lebih lambat atau harmonisasi dengan pemerintahan pengganti.
"Tapi gaspol. Ada indikasi tidak percaya kepada pemerintahan penggantinya, yang khawatir tidak punya kecepatan yang sama," ujarnya.
Padahal menurut Wijayanto, pemerintahan yang baru nanti bisa saja menghadapi keterbatasan fiskal dan berbagai keterbatasan lainnya sehingga pembangunan IKN bisa saja melambat bahkan terhenti. "Harus lebih realistis. Kalau ambisius malah mangkrak. Perlu rescheduling, resizing dan refocusing," ujarnya.
Baca Juga: Basuki Geleng-Geleng Kepala Disebut Pembangunan IKN Terjadi Perampasan Tanah: Nggak Ada Istilah Itu
Pembangunan IKN kembali jadi perbincangan hangat setelah Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe mundur dari jabatan di Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN). Bahkan alasannya pun tidak disebutkan. “Ya kalau namanya mundur di surat enggak disebutkan, tentu saja kami enggak tahu juga,” kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Sehari setelah ramai berita pengunduran Bambang dan Dhony, Jokowi bertolak ke IKN dan menginap di sana. Jokowi kembali memastikan bahwa upacara 17 Agustus akan digelar di sana.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.